Pemilihan Kabupaten Sragen sebagai lokasi penyelenggaraan Hari Kontrasepsi Sedunia bukan tanpa alasan. Sebab berdasarkan hasil Susenas 2013, angka TFR ( Total Fertility Rate) di Sragen mencapai 2,25 atau di bawah TFR nasional yang mencapai 2,6.
Di sisi lain, angka CPR (contraceptive prevalence rate) modern di kabupaten ini mencapai 63,9 persen, dengan penggunaan kontrasepsi jangka panjang sebesar 20,5 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufik mengapresiasi komitmen dan dukungan yang luar biasa dari Bupati Sragen serta jajarannya. "Terutama petugas di lini lapangan. Saya kira kelebihan Sragen ada di komitmen pemerintahnya dan dukungan terhadap petugas di lapangan karena di Jateng masih banyak kepala daerah yang komitmennya belum maksimal," imbuhnya.
Peringatan hari kontrasepsi sedunia 2015 di Sragen, Jawa Tengah. (Foto: Lila) |
Baca juga: Alat KB Masa Depan, Chip yang 'Ditanam' dalam Kulit
Tahun ini Hari Kontrasepsi Sedunia mengambil tema "Ketahui Pilihanmu: Ini Hidupmu, Ini Masa Depanmu, Ketahui Pilihanmu (Know Your Options: It's Your Life, It's Your Future, Know Your Options). Ini merupakan pesan terusan dari tema perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia yang ingin memfokuskan upaya mensukseskan keluarga berencana lewat penggunaan kontrasepsi yang benar dan sesuai pilihan masing-masing pasangan.
"Pada dasarnya kehamilan itu memang harus direncanakan dan dengan prinsip 'right time, right method, mu choice' diharapkan pasangan usia subur merasa aman dan nyaman dalam memakai kontrasepsi, yang dirasakan saat ini sangat rendah angkanya," tegas Kepala BKKBN dr Surya Chandra Surapaty, MPH, PhD, dalam kesempatan yang sama.
Sesuai dengan semangat Nawacita, dr Surya juga menginginkan adanya revolusi mental yang berbasis keluarga. "Pentingnya KB ini adalah agar ayah dan ibu punya waktu untuk mendidik anaknya menjadi generasi yang berkualitas," lanjutnya.
Namun dengan kendala seperti stagnasi TFR nasional yang masih stabil di angka 2,6 tiap wanita subur, serta CPR yang hanya meningkat 0,5 persen, itu artinya BKKBN dan kader di lapangan, serta jajaran pemerintah setempat harus bekerja ekstra.
"Seluruh pemangku kepentingan harus bekerja lebih keras, lebih cermat dan lebih cerdas dalam melaksanakan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) ke depan," imbau dr Surya.
Baca juga: Positif Hamil atau Tidak? Ini Lho Tes Kehamilan yang Paling Akurat
Turut hadir pula membuka perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2015, Presiden Presiden Direktur PT Bayer Indonesia, Ashraf Al Ouf. Selepas sarasehan dan dialog interaktif antara masyarakat desa Pringanom dengan Kepala BKKBN, Plt Asisten Kesmas Jawa Tengah, Bupati Sragen dan Presiden Direktur Bayer Indonesia, acara ditutup dengan pelepasan balon.
(lll/vit)












































Peringatan hari kontrasepsi sedunia 2015 di Sragen, Jawa Tengah. (Foto: Lila)