Padahal menurut dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Centre, 'mengutak-atik' mata ikan tanpa bantuan dokter sangatlah berbahaya. Mata ikan bisa pecah atau berdarah yang nantinya memicu kuman untuk menetap dan terjadi infeksi.
"Karena mata ikan dianggap masalah ringan dan orang umumnya nggak mau dibedah, makanya sering mengobati seadanya. Mencongkel sendiri atau yang lainnya," tutur dr Darma kepada detikHealth, Senin (19/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah karena tidak steril, misalnya kaki sering kena debu atau kotoran nanti bisa terinfeksi," tandas dokter yang sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Airlangga Surabaya ini.
Infeksi akan membuat mata ikan mengeluarkan nanah yang berbau tidak sedap. Selain itu rasa nyeri akan semakin hebat dan muncul bercak kemerahan di sekitar mata ikan. Jika sudah parah, infeksi bisa menjadi sangat berbahaya.
Jika dibiarkan, infeksi bisa menyerang jaringan kulit lainnya dan menyebabkan erisipelas atau selulitis. Yang lebih parah, infeksi ini akhirnya bisa menjalar ke seluruh tubuh atau yang biasa disebut sebagai sepsis.
Selain mencongkel sendiri, penggunaan obat-obat oles yang keras secara sembarangan juga bisa memicu infeksi. Penggunaan obat oles keras seperti calusol akan membuat luka dan bekas gosong pada kulit, yang bisa memicu infeksi jika sering kontak dengan kotoran.
Untuk itu dr Darma mengatakan agar jangan 'mengutak-atik' sendiri mata ikan yang muncul di kaki jika tak ingin terkena infeksi. "Kalau sudah infeksi harus pakai antibiotik dan wajib ke dokter," pungkasnya.
Baca juga: Hii! Tak Diobati, Mata Ikan di Telapak Kaki Bisa Makin Besar
(mrs/up)











































