dr Em Yunir, SpPD-KEMD, Kepala Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo tak memungkiri kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam. Bahkan tak sedikit penelitian ilmiah yang dilakukan untuk membuktikan khasiat tanaman herbal untuk pengobatan penyakit, termasuk diabetes melitus atau kencing manis.
Baca juga: Dokter: 30 Persen Pasien Diabetes Bisa Kontrol Gula Darah Tanpa Obat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalau berobat ke herbal, alternatif itu kan seringnya dibilang nggak boleh dikonsumsi berbarengan dengan obat dokter. Nah di sini masalahnya. Kalau ternyata pasiennya sudah komplikasi, kan nggak bisa dengan herbal saja. Harus ada obat dokter," tutur dr Yunir dalam temu media Sun Life Financial di Taman Sari Heritage Spa, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2015).
Diterangkan dr Yunir, obat herbal boleh dikonsumsi pasien diabetes yang kategori penyakitnya masih tergolong ringan. Dalam artian, diabetes diketahui sejak dini dan pasien belum mengalami komplikasi ke organ lain seperti ginjal, liver atau paru-paru.
Namun konsumsi obat herbal tak bisa dijadikan satu-satunya cara untuk mengontrol gula darah. Pasien juga harus mau mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan cara berolahraga teratur dan menjaga pola makan.
"Sekitar 10 persen pasien diabetes itu berusia di bawah 30 tahun. Nah mereka ini yang silakan saja mengonsumsi herbal. Dengan catatan tadi, harus mau mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan olahraga teratur dan menjaga pola makan," terangnya.
Baca juga: Perkuat Layanan Diabetes, Tenaga Kesehatan Puskesmas Jakarta akan Dilatih (mrs/vit)











































