Jakarta -
Ingus tak sekedar lendir yang dibuang ketika hidung tersumbat karena pilek. Ingus juga diketahui dapat mencerminkan kondisi kesehatan tubuh Anda.
Sebagai contoh, warna ingus ternyata bisa mencerminkan penyakit yang sedang menyerang tubuh. Tak banyak juga yang tahu ingus tak boleh dilesitkan ketika tersumbat.
Dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Jumat (13/11/2015) berikut 4 fakta soal ingus dan pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh Anda.
1. Beda warna beda kondisi
Foto: Thinkstock
|
Warna ingus terbukti mencerminkan kondisi kesehatan Anda. Beda warna ingus, beda pula kondisi kesehatannya.
Ingus berwarna kehijauan menandakan tubuh sedang terserang infeksi virus atau bakteri. Warna kecoklatan sekaligus lengket menandakan adanya infeksi jamur di hidung.
Warna merah atau pink menandakan ada kerusakan pada pembuluh darah bagian dalam hidung. Sementara ingus yang hitam menandakan adanya infeksi sinus kronis atau jamur akibat polusi udara dan asap.
2. 4 Cangkir ingus diproduksi tiap hari
Foto: Getty Images
|
Ingus yang bening menandakan tubuh si pemiliknya sehat. Dalam sehari, rata-rata akan dihasilkan empat cangkir ingus yang berfungsi untuk menjaga lapisan hidung tetap lembab serta menyaring partikel seperti jamur, virus, bakteri, dan polutan, demikian dikatakan Scott Stringer, MD, profesor THT di University of Mississippi Medical Center.
"Untuk menjaga lendir di hidung tetap sehat, hal utama yang patut diperhatikan adalah kelembaban. Pertama, pastikan tubuh tetap terhidrasi. Apalagi, jaringan penghasil lendir juga ada di tenggorokan dan mulut sehingga minum bisa mencegah kekeringan. Selain itu jaga agar udara di rumah dan kantor tetap lembab terutama di musim dingin dengan udara kering," kata Stringer.
3. Tak berbahaya jika tertelan
Foto: Getty Images
|
Ada kekhawatiran ketika sedang pilek, ingus yang tanpa sengaja tertelan akan berakibat negatif untuk tubuh. Hal ini dikatakan pakar tidak benar.
"Ya nggak apa-apa, masuk perut sih nggak bahaya," kata dr Rusdian Utama Roieslani, SpTHT-KL dari RS Gandaria, beberapa waktu lalu.
Dibandingkan saat tertelan kemudian masuk ke perut, menurut dr Rusdian ingus lebih berbahaya jika masuk ke telinga. Risiko ingus masuk ke telinga tidak bisa diremehkan, sebab bisa memicu otitis media efusi yang bisa memicu gangguan pendengaran.
4. Ingus jangan dilesit
Foto: Getty Images
|
Ketika pilek menyerang dan hidung tersumbat, keinginan untuk melesitkan atau menghembuskan ingus dari hidung memang sangat kuat. Tapi kebiasaan ini ternyata tidak baik dilakukan sering-sering
Saat melesitkan atau menghembuskan ingus, kadang-kadang tekanannya terlalu kuat sehingga ingus justru masuk ke telinga. Risiko ingus masuk ke telinga tidak bisa diremehkan, sebab bisa memicu otitis media efusi yang bisa memicu gangguan pendengaran.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk tidak terlalu kuat saat melesitkan ingus. Pelan-pelan saja agar tidak mendorong ingus masuk ke telinga, atau bahkan merusak telinga secara langsung lewat tekanannya yang terlalu kuat.
Warna ingus terbukti mencerminkan kondisi kesehatan Anda. Beda warna ingus, beda pula kondisi kesehatannya.
Ingus berwarna kehijauan menandakan tubuh sedang terserang infeksi virus atau bakteri. Warna kecoklatan sekaligus lengket menandakan adanya infeksi jamur di hidung.
Warna merah atau pink menandakan ada kerusakan pada pembuluh darah bagian dalam hidung. Sementara ingus yang hitam menandakan adanya infeksi sinus kronis atau jamur akibat polusi udara dan asap.
Ingus yang bening menandakan tubuh si pemiliknya sehat. Dalam sehari, rata-rata akan dihasilkan empat cangkir ingus yang berfungsi untuk menjaga lapisan hidung tetap lembab serta menyaring partikel seperti jamur, virus, bakteri, dan polutan, demikian dikatakan Scott Stringer, MD, profesor THT di University of Mississippi Medical Center.
"Untuk menjaga lendir di hidung tetap sehat, hal utama yang patut diperhatikan adalah kelembaban. Pertama, pastikan tubuh tetap terhidrasi. Apalagi, jaringan penghasil lendir juga ada di tenggorokan dan mulut sehingga minum bisa mencegah kekeringan. Selain itu jaga agar udara di rumah dan kantor tetap lembab terutama di musim dingin dengan udara kering," kata Stringer.
Ada kekhawatiran ketika sedang pilek, ingus yang tanpa sengaja tertelan akan berakibat negatif untuk tubuh. Hal ini dikatakan pakar tidak benar.
"Ya nggak apa-apa, masuk perut sih nggak bahaya," kata dr Rusdian Utama Roieslani, SpTHT-KL dari RS Gandaria, beberapa waktu lalu.
Dibandingkan saat tertelan kemudian masuk ke perut, menurut dr Rusdian ingus lebih berbahaya jika masuk ke telinga. Risiko ingus masuk ke telinga tidak bisa diremehkan, sebab bisa memicu otitis media efusi yang bisa memicu gangguan pendengaran.
Ketika pilek menyerang dan hidung tersumbat, keinginan untuk melesitkan atau menghembuskan ingus dari hidung memang sangat kuat. Tapi kebiasaan ini ternyata tidak baik dilakukan sering-sering
Saat melesitkan atau menghembuskan ingus, kadang-kadang tekanannya terlalu kuat sehingga ingus justru masuk ke telinga. Risiko ingus masuk ke telinga tidak bisa diremehkan, sebab bisa memicu otitis media efusi yang bisa memicu gangguan pendengaran.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk tidak terlalu kuat saat melesitkan ingus. Pelan-pelan saja agar tidak mendorong ingus masuk ke telinga, atau bahkan merusak telinga secara langsung lewat tekanannya yang terlalu kuat.
(mrs/up)