Tengah Dikembangkan, Chip Khusus 'Pembasmi' Trauma Pasca Perang

Tengah Dikembangkan, Chip Khusus 'Pembasmi' Trauma Pasca Perang

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 20 Nov 2015 15:36 WIB
Tengah Dikembangkan, Chip Khusus Pembasmi Trauma Pasca Perang
Foto: Getty Images
Jakarta - Banyaknya kasus PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder pada tentara memaksa para ilmuwan untuk turun tangan mencari solusinya. Salah satu yang mengklaim berhasil melakukannya adalah lembaga riset militer Amerika, atau US Defense Advanced Research Project Agency (DARPA).

Baru-baru ini DARPA mengaku sukses mengembangkan sebuah chip yang nantinya dapat membantu pasien PTSD maupun cedera otak lainnya. Chip ini sendiri merupakan bagian dari proyek yang mereka sebut sebagai Restoring Active Memory (RAM).
 
Untuk menciptakan chip tersebut, awalnya peneliti mencoba memetakan kinerja saraf-saraf dalam otak ketika mengelola memori atau ingatan yang bentuknya seperti kode-kode. Lantas peneliti membuat sebuah model yang dapat menggambarkan fungsi otak tersebut di komputer. Sistem inilah yang kemudian 'ditanamkan' peneliti ke dalam chip buatan mereka.

Dengan begitu, ketika chip ini nantinya ditanam di otak pasien, fungsinya adalah memberikan stimulasi atau rangsangan listrik pada otak pasien agar dapat memicu kemampuan kogntifi mereka, sehingga proses pembentukan memori dan juga recalling (mengingat kembali) yang sebelumnya mengalami gangguan akibat trauma atau cedera fisik bisa kembali normal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Di AS, Petasan Dituding Bangkitkan Trauma Veteran Perang

Pihak DARPA sendiri mengaku sudah mengujicobakan implan tersebut pada sejumlah individu yang mengalami cedera otak. Individu-individu ini dilaporkan telah mengalami kemajuan ketika diminta menjalani tes daya ingat.

Saat tes berlangsung, peneliti juga melihat chip bikinan mereka telah mampu mendeteksi dan menangkap sinyal-sinyal yang dikirim otak selama berlangsungnya proses pembentukan memori, dan juga ketika memori itu di-recall atau diingat kembali.

"Sembari kami terus mengembangkan teknologinya, kami juga terus berupaya mendapatkan gambaran tentang bagaimana cara merangsang otak secara lebih akurat agar bisa didapatkan efek terapi yang paling besar," kata manajer program, Justin Sanchez seperti dikutip dari Defense One, Jumat (20/11/2015).

DARPA berharap purwarupa chip ini sudah siap dalam lima tahun ke depan, dan rencananya mereka akan segera meminta persetujuan dari FDA agar teknologi buatan mereka ini bisa segera dipergunakan secara luas.

Baca juga: Sering Mimpi Buruk Setelah Mengalami Trauma, Tandanya Anda Butuh Bantuan

(lll/vit)

Berita Terkait