Kisah Nenek 70 Tahun yang Selamatkan 200 Bayi di Alor dari Risiko Kematian

Kisah Nenek 70 Tahun yang Selamatkan 200 Bayi di Alor dari Risiko Kematian

Lani Pujiastuti - detikHealth
Senin, 23 Nov 2015 14:18 WIB
Kisah Nenek 70 Tahun yang Selamatkan 200 Bayi di Alor dari Risiko Kematian
Foto: AN Uyung Pramudiarja
Jakarta - Maria Aran, perempuan berusia 70 tahun telah menyelamatkan 200 bayi di desanya dari risiko kematian. Padahal perempuan asal Desa Pailelang, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, tersebut hanya menyelesaikan pendidikan sampai kelas 6 SD.

Ia tidak pernah sekolah di bidang kesehatan apalagi kedokteran. Maria hanya seorang kader posyandu yang aktif mengikuti arahan kader di tingkat kabupaten dan kecamatan.

"Desa saya tidak ada ibu hamil yang melahirkan mati, sudah nol. Bayi mati juga nol. Saya rawat ibu dan anak sampai 40 hari. Saya minta ke bapaknya untuk izinkan istrinya KB. Saya tanya ke ibunya mau KB suntik, implan, atau spiral. Saya jemput dia pakai mobil puskesmas, sampai di puskesmas langsung saya bawa ibu itu ikut KB. Saya antar pulang lagi ke desa," kata Mama Maria dalam Diskusi Nasional 'Menuju Satu Digit' di Mangga Besar, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Trik Siasati Nyeri Kontraksi Saat Melahirkan

Maria yang lahir dari keluarga petani menikah pada usia 15 tahun dan dikaruniai 4 orang anak. Pengalaman pahit harus Ia telan ketika suaminya wafat ketika anak sulungnya belum selesai pendidikan SMP. Berbagai cara Ia lakukan untuk dapat penghasilan agar bisa membiayai sekolah anak-anaknya.

Maria mulai menjalankan posyandu di desanya pada 1989. Maria bekerja tanpa gaji bahkan merogoh koceknya untuk membeli makanan bayi-bayi yang ia tangani.
 
"Saya jalankan posyandu sejak 1989. Sudah 200 lebih bayi saya lahirkan semua selamat. Uang kerja penyuluhan saya kumpulkan dari tahun 1982. Tidak dibayar, saya bikin posyandu. Uang saya pakai untuk beli makanan bayi-bayi. Tanpa gaji dan biaya saya sukarela," ungkap Maria Aran.

Di usianya yang sudah menginjak 70 tahun, setiap hari Mama Maria masih berjalan kaki sejauh 3 km untuk menghampiri para ibu demi mengumpulkan Kartu Menuju Sehat (KMS).

"Saya hanya simpan Rp 5.000 untuk rumah tangga sehari-hari. Saya sisihkan. Saya sebagai ketua kader posyandu jalan kaki 3 km setiap hari untuk bawa laporan KMS ke Posyandu. Umur saya sudah 70 tahun. 100 persen KB tercapai di desa kami. Gizi kurang hanya dua bayi, tidak ada gizi buruk. Saya katakan ke mama-mama, cuci kaki sampai kuku anak-anakmu. Kasih makan bergizi dan buah-buahan juga," pungkasnya.

Baca juga: Unik! Bayi Laki-laki Ini Punya Tanda Lahir Berbentuk Hati di Kaki

(vit/vit)

Berita Terkait