Melalui jalur khusus, rupanya RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) berhasil mendatangkan sofosbuvir versi generik. Jika satu rangkaian terapi dengan sofosbuvir versi paten bisa mencapai Rp 800 juta, dengan versi generik biayanya cukup Rp 15-16 juta.
"Belum banyak yang tahu. Dokter-dokter liver pun banyak yang belum tahu," kata dr Irsan Hasan, SpPD, KGEH, FINASIM dari Divisi Hepatobilier, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ditemui di RSCM, Selasa (22/12/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sofosbuvir Versi Generik Dinilai Paling Ampuh dan Ekonomis untuk Hepatitis
Sebenarnya keberadaan sofosbuvir belum sepenuhnya menjawab permasalahan hepatitis kronis di Indonesia, khususnya hepatitis C. Dari 6 genotipe hepatitis C yang ada di dunia, genotipe 1 (yang notabene paling bandel) adalah genotipe yang paling banyak ditemukan di Indonesia.
"Untuk genotipe 1, saat ini nggak cukup hanya dengan obat oral (sofosbuvir). Harus dikombinasikan lagi dengan obat suntik yang lama (pegylated interferon), tapi dengan kombinasi ini pengobatannya tidak lagi 1 tahun melainkan cukup 3 bulan," jelas dr Irsan.
Obat yang lebih mutakhir dari sofosbuvir, yakni ledipavir, diharapkan masuk pada 2017. Dengan ledipavir, pengobatan hepatitis C genotipe 1 tidak membutuhkan kombinasi dengan interferon.
Tidak usah ditanya berapa harganya, dr Irsan memastikan harganya akan lebih mahal dari sofosbuvir versi paten.
Baca juga: Begini Cara Pasien Memohon Obat Tak Berizin 'Masuk' ke Indonesia (up/vit)











































