Salah satu dokter di Kepala Puskesmas Namtabung, Dirk Beruat, mengatakan peralatan di Puskesmas Namtabung cukup lengkap. Tersedia inkubator hingga laboratorium untuk mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Namun listrik yang dijatah membuat kesempatan penggunaan alat-alat tersebut menjadi terbatas. Di Namtabung, listrik hanya menyala dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini merupakan salah satu tantangan bagi tim Nusantara Sehat yang bertugas di sana. dr Nina Ainil Mardiayah dari Nusantara Sehat mengatakan jika listrik terpenuhi, maka pelayanan kepada masyarakat bisa ditingkatkan.
"Sayang sekali kalau tidak ada listrik alat-alatnya jadi tidak terpakai. Padahal di tim kita ada analis laboratorium. Jangan sampai tidak diberdayakan," ungkap dokter asal Medan, Sumatera Utara ini.
Baca juga: Seru! Ketika Tim Nusantara Sehat Jalani Upacara Adat Sebelum Tugas
Tak hanya masalah listrik, keterbatasan sinyal telepon, air sumur yang asin, iklim cuaca yang panas serta kurangnya minat masyarakat untuk berobat ke puskesmas juga menjadi tantangan bagi tim Nusantara Sehat yang akan bertugas selama 2 tahun. Namun tantangan tersebut bukan berarti menyurutkan semangat mereka.
Perawat Yerry Pristiwandono dari Nusantara Sehat mengatakan bekerja di puskesmas daerah terpencil tentunya memiliki perbedaan dengan bekerja di rumah sakit atau puskesmas di kota besar. Selain ragam penyakit yang lebih variatif, tanggung jawab tenaga kesehatan juga tak hanya sebatas mengobati masyarakat di puskesmas.
"Memang kita harus sering-sering terjun ke masyarakat, harus lebih proaktif. Tim kami juga memiliki tenaga kesehatan lingkungan, gizi dan kesehatan masyarakat yang fungsinya memang tidak di puskesmas, tapi lebih ke masyarakat," papar pria asal Banyuwangi ini.
Baca juga: Tantangan Tim Nusantara Sehat ke Puskesmas Namtabung: Kapalnya Jarang
(mrs/vit)











































