Sering Anyang-anyangan? Belum Tentu Akibat Infeksi Saluran Kemih

Sering Anyang-anyangan? Belum Tentu Akibat Infeksi Saluran Kemih

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Senin, 28 Des 2015 09:05 WIB
Sering Anyang-anyangan? Belum Tentu Akibat Infeksi Saluran Kemih
Foto: thinkstock
Jakarta - Anyang-anyangan atau keinginan untuk buang air kecil yang muncul secara terus menerus sering dikaitkan sebagai gejala infeksi saluran kemih. Padahal menurut dokter, tidak semua kondisi anyang-anyangan merupakan gejala infeksi saluran kemih.

dr Devintha Tiza Ariani, SpU, dari RS Pondok Indah - Puri Indah menjelaskan bahwa memang benar anyang-anyangan merupakan salah satu gejala infeksi saluran kemih. Namun bukan berarti jika mengidap anyang-anyangan tandanya terserang infeksi saluran kemih. Bisa jadi, penyebabnya merupakan hal lain.

Baca juga: Begini Risikonya Jika Sering Menahan Kencing Terlalu Lama

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anyang-anyangan bisa merupakan suatu gejala yang tidak berbahaya misalnya setelah dari tempat yang panas, asupan minum sedikit sehingga terjadi dehidrasi dan terdapat keluhan anyang-anyangan," tutur dr Devintha kepada detikHealth.

Jika anyang-anyangan terjadi karena dehidrasi, maka dengan mencukupi kebutuhan air minum anyang-anyangan akan hilang. Namun jika anyang-anyangan disertai dengan nyeri pinggang, nyeri perut bagian bawah, warna air seni yang keruh dan disertai demam, patut dicurigai merupakan gejala infeksi saluran kemih dan harus diperiksakan ke dokter.

Namun jika hasil tes menunjukkan negatif dan tidak mengandung bakteri, kemungkinan besar Anda mengidap overaktif bladder, atau kandung kemih yang terlalu aktif. Kondisi ini membuat keinginan buang air yang tidak tertahankan dan sering kali menyebabkan ngompol.

Dikatakan dr Devintha kondisi ini umum dialami oleh wanita. Jika mengidap overaktif bladder, frekuensi buang air kecil bisa terjadi lebih dari 8 kali dalam sehari dan bahkan mengganggu waktu tidur di malam hari.

"Penyebabnya adalah adanya gangguan kontraksi berkemih pada otot polos kandung kemih yang menstimulasi sistim saraf pusat karena adanya kebocoran asetilkolin. Penangan bisa dengan pola hidup sehat, senam panggul, pengobatan bervariasi salah satunya anticholinergik hingga tindakan lanjut seperti pembedahan," paparnya lagi.

Baca juga: Sehat Tidaknya Tubuh Bisa Dilihat dari Urine, Seperti Apa yang Normal? (mrs/up)

Berita Terkait