Dr Raymond R Tjandrawinata, PhD, Direktur Eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) mengatakan pemberian ramuan tradisional atau jamu kepada ibu harus hati-hati. Sebab, bukan tak mungkin kondisi janin terpengaruh.
"Sebenarnya kalau sudah diriset dalam bentuk obat dan kapsul tidak masalah. Tapi kalau masih jamu hindari atau jangan berlebihan. Takut terjadi malformasi pada janinnya," ungkap Raymond kepada detikHealth, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab lainnya, kandungan zat aktif dalam jahe bisa memicu kontraksi pada ibu hamil. Jika ini terjadi, ibu hamil bisa saja mengalami persalinan prematur.
Meski begitu, bukan berarti ibu hamil tidak boleh mengonsumsi jahe sama sekali. Jika jahe digunakan sebagai bahan masakan, tentu sah-sah saja dikonsumsi. Bahkan meminum air jahe bermanfaat meredakan morning sickness bagi ibu hamil.
Review dari 12 studi yang dilakukan oleh National Institute of Health mengatakan konsumsi 1,1 hingga 1,5 gram jahe sehari dapat mengurangi frekuensi mual dan muntah akibat morning sickness secara signifikan.
"Kalau 1 siung saya kira nggak masalah. Tapi ya itu tadi asalkan jangan berlebihan. Obat apapun kalau dikonsumsi berlebihan dan tidak sesuai dosis tentunya akan menimbulkan efek samping," ungkapnya.
Baca juga: Studi Buktikan Zat Aktif Jahe Bisa Hambat Pertumbuhan Sel Kanker
(mrs/vit)











































