Demensia atau pikun adalah sebutan bagi orang dengan kondisi penurunan kognitif yang drastis tersebut. Penyebab pastinya belum diketahui namun menurut ahli geriatri dr Wanarani Aries, SpKFR, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) faktor seperti hipertensi, kolesterol, dan gula darah yang tak terkontrol bisa membuat seseorang lebih mudah terkena pikun.
"Angka demensia di Indonesia kita belum tahu. Tapi kondisi ini diidap oleh sekitar lima persen orang di atas 65 tahun," kata dr Wanarini yang akrab disapa Wini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa tanda yang dapat diperhatikan pada seseorang terkait perjalanannya menuju pikun. Hal pertama yang umumnya terjadi adalah mulai sering lupa yang betul-betul tak bisa diingat, berbeda dari lupa yang mungkin biasa terjadi.
"Taruh kunci atau dompet terus lupa taruhnya di mana. Bedakan sama lupa karena kurang fokus ya. Kalau lupa karena kurang fokus dia masih bisa ingat-ingat sedikit kira-kira menaruhnya di mana, tapi kalau lupa karena demensia dia sama sekali enggak ingat. Ingatan dia kaya menguap begitu saja," kata dr Wini saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Seseorang yang mulai pikun bisa juga menjadi lebih kesulitan ketika menyusun rencana atau mengeksekusi sebuah kegiatan. Misalnya saja saat memasak tiba-tiba lupa bagaimana menyalakan kompor atau memakai oven yang sebetulnya ia pakai.
"Kemunduran terjadi dan tidak dapat disembuhkan. Kita cuma bisa memperlambatnya supaya fungsi kognitifnya enggak terjun bebas dengan menjaga lifestyle (gaya hidup -red) sehat," pungkas dr Wini.
Baca juga: Meski Tak Bisa Mengingat, Pasien Demensia Tetap Senang Dijenguk (fds/up)











































