Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Meisera Ramayanti, saat berbincang melalui telepon dengan detikHealth, Jumat (29/1/2016).
"Sampai hari ini ada 88 orang yang suspek DBD. Jumlah itu 39 orang di rumah sakit dan 49 lainnya di puskesmas," jelas Meisera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk memastikan dia benar DBD itu butuh cukup memakan waktu untuk penelitian juga biaya. Makanya perlakuan terhadap suspek kita samakan tindakannya dengan penanganan DBD," katanya.
Baca juga: Musim Hujan dan Demam Berdarah
Meisera mengungkapkan, musim pancaroba biasanya memang rentan berkembangnya penyakit DBD. Untuk itu dia berharap agar masyarakat mulai memperhatikan pola hidup bersih dan menggalakan kegiatan 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur).
Saat ini, kata dia, sudah banyak permintaan fogging dari masyarakat. Bahkan dalam sehari bisa dua kegiatan di tempat berbeda. Namun pihaknya menilai fogging bukan menjadi solusi utama untuk penanganan DBD.
"Jangan panik, yang penting itu 3M. Itu sederhana. Perhatikan juga kolam dan tempat minum hewan yang ada genangan air, biasanya ada jentik nyamuk. Terkecuali kolam yang ada ikannya terutama cupang itu malah bagus," bebernya.
Lebih lanjut Meisera megatakan ada beberapa daerah yang menjadi langganan DBD, di antaranya adalah Kecamatan Purwakarta Kota, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Bungursari, dan Kecamatan Darangdan. "Jadi lebih baik mencegah daripada mengobati," tutup Meisera.
Baca juga: Kemenkes: Kasus dan Kematian DBD Indonesia Akhir Tahun 2015 Turun Drastis (vit/vit)











































