Imunisasi DPT sebaiknya memang tidak ditunda, apalagi dilewatkan. Imunisasi DPT diberikan untuk mencegah beberapa penyakit yang dianggap berbahaya bagi bayi, yakni Difteri, Tetanus, dan Pertusis.
Vaksin DPT jenis DPaT yang sedang langka ini lebih banyak dicari karena memiliki kelebihan dapat meminimalkan risiko demam pada anak pasca imunisasi seperti kebanyakan imunisasi DPT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Vaksin DpAT Langka Bukan Alasan Skip Imunisasi, Ini Alternatifnya
Jika anak kemudian demam pasca imunisasi dengan vaksin DPwT atau DPT biasa, maka orang tua tidak perlu khawatir. Respons tersebut wajar terjadi dan ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengatasinya.
Seperti dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, di tempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari.
Orang tua atau pengasuh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah). Apabila anak demam, berikan pakaian yang tipis dan jangan berbahan tebal. Jika perlu, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
Bayi yang demam boleh dimandikan atau cukup diseka dengan menggunakan air hangat. Jika perlu, berikan parasetamol 15 mg/kg berat badan setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam, atau atas petunjuk dokter. Namun apabila reaksi-reaksi tersebut berat dan menetap, atau jika orangtua merasa khawatir, segera cek ke dokter.
Baca juga: Catat, Begini Urutan Imunisasi untuk Anak
(ajg/up)











































