dr Ria Maria Theresa, SpKJ dari Fakultas Kedokteran UPN Veteran, Jakarta, mengatakan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit jantung dapat meningkatkan risiko terserang demensia. Dengan terganggunya metabolisme tubuh atau perjalanan darah ke otak, kemampuan otak juga dipastikan akan menurun.
Untuk itu, dr Ria melakukan penelitian terhadap manfaat menari poco-poco untuk kesehatan otak bagi pasien diabetes melitus. Hasilnya, menari poco-poco dapat meningkatkan fungsi eksekutif otak sebesar 37,5 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menari kan tidak asal gerak. Ketika belajar menari, ada ketukan dan lagu yang harus disinkronkan dengan gerakan dan menggunakan fungsi eksekutif otak," ungkap dr Ria disela-sela acara peluncuran strategi penanggulangan dan pencegahan penyakit alzheimer dan demensia, di Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2016).
![]() |
Penelitian dilakukan kepada 40 orang pasien diabetes melitus berusia 49 - 55 tahun. Seluruh partisipan diketahui memiliki mild cognitive impairment atau biasa dikenal sebagai gangguan fungsi kognitif ringan.
Partisipan diminta untuk berpartisipasi dalam menari poco-poco sebanyak 2 kali dalam seminggu. Masing-masing sesi berlangsung sekitar 30 menit. Penelitian ini sendiri dilakukan selama 12 minggu atau 3 bulan.
"Poco-poco dipilih karena merupakan tarian asli Indonesia, bisa dilakukan oleh segala umur baik pria dan wanita, serta memiliki gerakan kompleks dengan tingkat kesulitan sedang. Selain itu, dapat dilakukan secara berkelompok yang memungkinkan adanya interaksi sosial," tambah dr Ria lagi.
Terkait penelitian ini, Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek, SpM(K) memberikan apresiasinya. Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa menari poco-poco dapat meningkatkan kesehatan otak. Namun ia berpesan agar sebaiknya kegiatan ini tak dilakukan ketika tua dan demensia sudah mulai menunjukkan gejala.
"Dari muda sudah olahraga teratur sehingga ketika lansia tetap sehat. Bisa juga dengan melatih otak dengan mengisi TTS (teka-teki silang) atau bermain sudoku," ungkapnya.
Baca juga: Stres Kronis Tak Cuma Merusak Jantung, Tapi Juga Bikin Pikun (mrs/vit)












































