Demensia dan alzheimer merupakan penyakit berbahaya yang menyerang otak. Sering dianggap sebagai kepikunan yang menyertai orang lanjut usia, penyakit ini sejatinya termasuk berbahaya.
"Karena penyakit demensia itu berat. Tidak tahu keluarga, tidak tahu anak dan istri, tidak tahu kapan harus makan dan minum. Makanya dibuat strategi ini agar pencegahan dilakukan sedini mungkin," tutur Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam acara strategi nasional penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia, di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2016).
Untuk itu, penting sekali agar masyarakat mengatahui bahaya dan ancaman dari demensia serta alzheimer. Dirangkum detikHealth, berikut 4 ancaman demensia dan alzheimer di Indonesia:
![]() |
1. Beban biaya mahal
Demensia dan alzheimer termasuk penyakit dengan beban biaya yang mahal. Direktur Eksekutif Alzheimer's International, Marc Wortmann, mengatakan total biaya yang dihabiskan untuk alzheimer dan demensia sebesar USD 818 Miliar (Rp 10.675 triliun), angka yang sangat besar.
Angka ini menunjukkan berapa total biaya yang dikeluarkan pasien alzheimer di seluruh dunia. Pengeluaran ini tak hanya jumlah uang yang dikeluarkan untuk membiayai caregiver dan kebutuhan lain, namun juga kerugian akibat kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
"Ini sangat mahal. Jika diibaratkan sebagai negara, alzheimer menempati peringkat ke-18 di seluruh dunia," ungkap Wortmann.
![]() |
2. Pengidap terus bertambah
Meningkatnya angka harapan hidup negara-negara di dunia membuat populasi masyarakat lanjut usia (lansia) juga bertambah. Hal ini membuat risiko bertambahnya pasien demensia dan alzheimer juga meningkat.
Wortmann mengatakan saat ini ada 47 juta orang pengidap demensia dan alzheimer di seluruh dunia dan 22 juta di antaranya berada di Asia. Diprediksi, jumlah pasien akan bertambah 4 kali lipat pada tahun 2050.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
3. Belum ada obat
Hingga saat ini, belum ada obat yang mampu menyembuhkan seseorang dari demensia dan alzheimer. Untuk itu, langkah paling baik adalah melakukan pencegahan dan promosi kesehatan.
Lakukan olahraga teratur minimal 150 menit per minggu. Biasakan melakukan pola hidup sehat sehingga terhindar dari merokok, obesitas, dan penyakit tidak menular yang dapat meningkatkan risiko terserang demensia dan alzheimer.
![]() |
4. Jarang terdeteksi
Kurangnya pemahaman terhadap penyakit alzheimer dan dan demensia membuat orang sulit mendeteksi penyakit ini. Ditambah lagi, pikun sering kali dianggap biasa dan seakan-akan merupakan sifat bawaan orang lanjut usia.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia di atas 65 tahun, tetapi dapat juga menyerang orang yang berusia sekitar 40 tahun. Deteksi dini membantu penderita dan keluarganya untuk dapat menghadapi pengaruh psiko-sosial dari penyakit ini dengan lebih baik.
(mrs/vit)















































