Fode Tass Sylla, juru bicara WHO di Guinea mengatakan kematian akibat Ebola terlacak di sebuah desa bernama Porokpara. 4 Orang yang meninggal diketahui positif mengidap Ebola. Karena itu, karantina dilakukan kepada warga yang melakukan kontak kepada korban sebagai langkah pencegahan penularan.
"Sejak hari Sabtu (19/3/) lalu, kami sudah melakukan karantina pada 816 orang dari 107 keluarga. Karantina berjalan dengan baik dan semuanya sangat kooperatif," tutur Sylla, dikutip dari Reuters, Selasa (22/3/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karantina dilakukan di rumah masing-masing keluarga selama 21 hari. Jika selama 21 hari para terduga pasien tidak menunjukkan gejala-gejala Ebola, maka mereka akan diizinkan untuk kembali beraktivitas seperti biasa.
WHO dalam pernyataan di situs resminya mengatakan wabah Ebola di Sierra Leone, Guinea dan Liberia sudah berakhir. Namun kewaspadaan masih harus ditingkatkan, mengingat ada kemungkinan virus kembali muncul.
"Butuh kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah, dokter, perawat hingga masyarakat agar penyakit ini tak bisa lagi mengancam nyawa," demikian tulis WHO di situs resminya.
Wabah Ebola yang berlangsung hingga akhir tahun lalu merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. lebih dari 26.600 orang terinfeksi dan 11.300 di antaranya meninggal dunia sejak tahun 2013.
Baca juga: Ebola dan Zika, Apa yang Membuatnya Bisa Mendadak Mengancam? (mrs/vit)











































