Studi: Tempat Tinggal, Gender, dan Usia Pengaruhi Risiko Patah Tulang

Studi: Tempat Tinggal, Gender, dan Usia Pengaruhi Risiko Patah Tulang

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 11 Apr 2016 15:32 WIB
Studi: Tempat Tinggal, Gender, dan Usia Pengaruhi Risiko Patah Tulang
Foto ilustrasi: Tri Ispranoto
Jakarta - Dalam sebuah studi tentang risiko patah tulang sekelompok peneliti dari University of Southampton, Inggris, berhasil memetakan perbedaan risiko yang dimiliki seseorang berkaitan dengan status sosial ekonomi, etnis, dan tempat tinggalnya.

Dengan menggunakan data dari UK Clinical Practice Research Datalink peneliti memperhitungkan berbagai faktor seperti umur, gender, etnis, status sosial ekonomi, dan tempat tinggal dengan risiko patah tulang. Hasilnya menunjukkan bahwa memang ada pengaruh yang cukup signifikan dengan salah satu faktornya yaitu tempat tinggal memegang pengaruh paling besar.

Peneliti melihat misalnya di daerah Skotlandia dan Irlandia Utara kejadian patah tulang bisa 50 persen lebih banyak dibandingkan London.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor lainnya yang juga berpengaruh besar adalah gender dan usia. Pria yang tinggal di daerah ekonomi bawah memiliki risiko besar untuk patah tulang dan menurut peneliti kemungkinan karena banyaknya jumlah pekerjaan kasar yang lebih membebani tulang. Selain itu bisa juga karena faktor gaya hidup merugikan seperti merokok yang dimiliki pria lebih besar.

Baca juga: Olesan Jahe Bisa Sembuhkan Patah Tulang, Benarkah?

Namun ketika sampai pada usia 50 tahun ke atas keadaan berbalik, wanita memiliki risiko untuk patah tulang yang lebih besar daripada pria. Data menunjukkan tingkat patah tulang yang dimiliki wanita 9.155 per 10 ribu orang per tahun sedangkan untuk pria 72 per 10 ribu orang per tahun.

"Studi ini perlu dilanjutkan untuk bisa memahami sepenuhnya hal apa saja yang bisa menyebabkan perbedaan ini. Misalnya ada variasi dalam diet, gaya hidup, bentuk tubuh, jenis pekerjaan, dan genetik yang semuanya mungkin saja berkontribusi," kata pemimpin studi Professor Nicholas Harvey dikutip dari Medical Daily, Senin (11/4/2016).

Riset tentang patah tulang menjadi penting karena bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang terutama pada orang tua. Oleh karena itu penting untuk mengidentifikasi agar kelompok tertentu yang berisiko bisa mendapatkan pelayanan pencegahan yang dibutuhkan.

Baca juga: Kebiasaan Merokok Bikin Patah Tulang Lebih Susah Sembuh (fds/vit)

Berita Terkait