Dituturkan dr Fajar Putra dari RSUD Hanafiah Batusangkar, Sumatra Barat, jika gigitan ular berbisa didiamkan saja maka bisa akan masuk ke aliran darah. Selanjutnya, darah yang tercampur bisa itu akan mengalir ke otak. Nah, inilah yang kemudian bisa mengakibatkan kematian.
"Kalau sudah sampai ke darah seperti itu, kembali lagi pada kecepatanan penanganan medis itu sendiri atau seberapa cepat bisa itu bereaksi pada tubuh," ujar dr Fajar dalam perbincangan dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, penanganan gigitan ular berbisa dan yang tidak pasti berbeda. Perlu diperhatikan, jika gigitan ular meninggalkan bekas taring dan rasa nyeri, maka ular yang mengigit merupakan ular berbisa. Selain itu kerap disertai perubahan warna pada lokasi gigitan setelah beberapa saat.
"Bersihkan bekas gigitan, berikan obat luka, lalu ikat bagian atas dari luka gigit. Setelah selesai, segera bawa kedokter untuk mendapatkan cairan anti-bisa," saran dr Fajar terkait penanganan gigitan ular berbisa.
Immunoglobulin antivenom ular (anti-bisa) adalah perawatan yang spesifik untuk mengobati racun dari gigitan ular tersebut. Antivenom yang diberikan bisa mencegah atau membalikkan sebagian besar efek racun dari gigitan ular tersebut, serta memainkan peran penting dalam meminimalkan dampak mortalitas dan morbiditas.
Baca juga: Penciuman Hilang Sepekan Setelah Digigit Ular Berbisa
Sementara untuk menangani gigitan ular yang tidak berbisa, menurut dr Fajar cukup dengan membersihkan lukanya saja. Setelah itu bisa dioleskan antiseptik yang biasa digunakan untuk mengobati luka kecil.
"Kalau gigitan ularnya cukup parah, langsung dibawa ke rumah sakit atau klinik. Kalaupun harus dijahit, paling akan mendapatkan satu dua jahitan saja," ucap dr Fajar.
(vit/vit)











































