Adalah Indonesia dan Brazil yang pada World Health Assembly (WHA) tahun 2010 lalu yang mengangkat masalah hepatitis untuk jadi perhatian dunia. Alasannya sederhana karena jumlah penderita penyakit tiap tahun bertambah. Seperti yang tercatat di Asia Tenggara saja diperkirakan ada 130 juta jiwa dengan hepatitis kronis khususnya Hepatitis B dan Hepatitis C yang disebabkan oleh virus menular.
Baca juga: Obat yang Ampuh untuk Sembuhkan Hepatitis C
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertemuan ini mengingatkan kembali bahwa hepatitis masih menjadi ancaman besar bagi dunia. Dia ini berjalan bersama-sama penyakit ATM (AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria -red) yang lain. Konsep akan kita bicarakan dan kita 'jual' lagi ke dunia," kata dr Subuh saat ditemui pada acara pembukaan pertemuan regional WHO di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (26/4/2016).
"Di nasional kita sudah punya konsep. Hepatitis sudah masuk rencana pembangunan jangka menengah nasional yang ditindaklanjuti masing-masing daerah. Yang paling penting adalah bagaimana kita meningkatkan akses untuk deteksi dini dan juga pengobatan," lanjut Subuh.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr Wiendra Waworuntu, MKes, yang turut hadir pada acara menambahkan untuk vaksin hepatitis sebetulnya program sudah berjalan namun memang belum menyeluruh.
"Vaksinnya sudah ada di puskesmas tapi mungkin ini karena baru berjalan dua tahun jadi cakupannya memang belum banyak," tutup dr Wiendra ketika ditemui terpisah.
Baca juga: Dari Semua Jenis, Hepatitis B Sebabkan Kematian Terbanyak di Asia Tenggara (fds/vit)











































