Disampaikan dr Ade Sri Wahyuni, SpRM, dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta Selatan, sendi dapat digambarkan seperti engsel pintu. Pada engsel terdapat bantalan agar antar besi tidak bergesekan langsung. Selain itu, ada juga pelumas agar besi tidak cepat karat. Nah, demikian juga dengan sendi.
Pada sendi, dr Ade menjelaskan terdapat tulang rawan sendi sebagai bantalan antar tulang dan juga pelumas sendi agar sendi tidak nyeri. Menurut dr Ade, sendi normal akan memiliki tekanan yang sama pada setiap sendinya. Maka dari itu, nyeri sendi lebih mudah terjadi pada lansia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Kenali Nyeri Sendi Sejak Dini
Penanganan anak dengan ostheoarthritis sendiri diungkapkan oleh dr Ade sama dengan orang dewasa. Hanya saja, untuk anak-anak jarang sekali dilakukan tindakan injekasi dan biasanya terapi dilakukan dengan play therapy.
"Ada pasien saya, berusia 8 tahun, sulit untuk berjalan karena obesitas. Dan karena dia ingin menguatkan otot-otot pahanya agar bisa berjalan, saya coba play therapy. Anak saya minta bersepeda selama 15 menit setiap hari, dan alhamdulillah berhasil," ucap dr Ade.
Ia menambahkan, OA mungkin tidak mematikan tapi dapat menurunkan kualitas hidup. Sebab, rasa nyeri yang muncul bisa membuat pasien tidak mau menggerakkan sendi. Akibatnya, sendi makin nyeri dan pastinya aktivitas sehari-hari bakal terganggu.
"Kalau yang belum tahu, nyeri sendi itu sakit sekali. Maka dari itu, selagi muda cobalah untuk mencegahnya," kata dr Ade memberi pesan.
Baca Juga: Semakin Dini Dirawat, Kaki yang Serupai Huruf O atau X Bisa Cepat Diatasi (rdn/vit)











































