Menanggapi hal ini, dr Frieda Handayani Kawanto SpA(K) dari divisi gastrohepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan pada buah, banyak terkandung karboihdirat dan gula buah atau fruktosa. Vitamin A, C, dan E juga ada.
"Tapi mineral yang ada di sayur seperti magnesium, kalsium, zinc nggak terlalu tinggi. Di sayur kan ada serat pangan yang larut dalam air dan tidak larut dan itu bagus sekali untuk tubuh," kata dr Frieda, ditemui di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Vitamin Dalam Sayur Mudah Larut, Begini Cara Masak yang Benar
"Kemudian ada serat insoluble yang tidak tergantikan. Serat itu sifatnya tidak menyerap air tapi membentuk massa tinja, sehingga lebih memudahkan BAB. Jadi, bisa dikatakan serat lebih banyak terkandung pada sayur ya," tambah dokter yang praktik di RS Awal Bros Bekasi ini.
Meski konsumsi buah dan sayur baik, beda kondisinya ketika seseorang tengah diare. Jika diarenya tanpa dehidrasi dikatakan dr Frieda makan sayur seperti biasa tidak masalah. Namun, jika diarenya disebabkan virus dan sampai menyebabkan dehidrasi, utamakan dulu memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
"Kalau saat diare, buah dan sayur yang baik dikonsumsi itu yang banyak mengandung potasium dan kalium misalnya pisang dan melon. Kalau untuk anak mimisan misalnya, yang baik sayuran dengan vitamin K tinggi yaitu sayuran hijau, terus yang mengandung vitamin A, C, dan E, serta buah-buahan berwarna orange," tutur dr Frieda.
Untuk konsumsi buah dan sayur, pada anak-anak dianjurkan sebanyak 300 gram yang dibagi mejnjadi tiga kali makan. Sedangkan, pada orang dewasa dianjurkan mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 600 gram yang dibagi menjadi lima kali makan supaya jumlahnya tidak terlampau banyak untuk satu kali makan.
Baca juga: Sering Kentut dan Perut Kembung? Bisa karena Kebanyakan Makan Permen
(rdn/vit)











































