"Kalau orang gemuk, kita sebetulnya bicara Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) ya. Di mana sindroma itu salah satunya karena kadar lemak fiseral yang berlebih. Itu sebetulnya satu sistem lingkaran yang nggak tahu bisa diputus dari mana, diintervensi di mana," terang dr Boy Abidin SpOG(K) dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Tapi, lanjut dr Boy, berdasarkan penelitian internasional dikatakan dengan menurunkan lemak fiseral maka hormon, terutama androgen akan lebih seimbang. Orang dengan lemak fiseral berlebih dan bertubuh gemuk, cenderung memiliki kadar hormon androgen yang tinggi. Akibatnya, sel telur yang dimiliki pun berukuran kecil.
Baca juga: Studi: Gemuk atau Tidaknya Seseorang Ditentukan Sejak dalam Kandungan
"Sel telurnya tidak bisa membesar karena tadi, androgennya tidak diubah menjadi estrogen. Kemudian karena androgennya berlebih, menyebabkan tampilannya menjadi seperti laki-laki. Muka berjerawat, berminyak, rambut rontok, kesuburan akan terganggu jadi dampaknya ke sana," lanjut dr Boy saat ditemui baru-baru ini.
Nah, setelah lemak fiseral berkurang, maka kadar hormon androgen akan ikut menurun. Keseimbangan hormon pun dikatakan dr Boy bisa kembali normal lagi.
Namun, ia menegaskan tidak semua orang gemuk akan mengalami PCOS. Menurut pengalaman dr Boy, ada pula wanita yang kurus tapi mengalami PCOS. Meskipun, PCOS memang lebih banyak terjadi pada orang dengan lemak fiseral yang tinggi karena hormon androgen yang berlebih.
"Orang kurus juga bisa kena PCOS. Untuk itu, ketika diduga ada PCOS kita periksa laboratoriumnya juga untuk dilihat bagaimana kondisi hormonnya," tutup dr Boy.
Baca juga: Wanita Berkumis Susah Punya Anak? (rdn/up)
