Perempuan hamil diwanti-wanti untuk menjaga dirinya agar jangan sampai terinfeksi toksoplasma. Jika ibu terinfeksi toksoplasma, dalam 20-50 persen kasus, janinnya juga terinfeksi. Nah, bila ibu hamil terinfeksi toksoplasma di trimester pertama, maka janinnya berisiko mengalami mikrosefali maupun cacat lahir lainnya.
Tak cuma itu, infeksi toksoplasma sejak di dalam kandungan juga ditengarai meningkatkan risiko cacat mental dan kebutaan pada anak di kemudian hari. Sementara jika orang yang memiliki sistem imun lemah terinfeksi toksoplasma, maka berpotensi mengembangkan masalah neurologis seperti sakit kepala maupun kejang. Demikian dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hobi Pelihara Binatang? Boleh Saja, Toksoplasma Bisa Dihindari Kok
Meski demikian sebenarnya sudah ada beberapa studi yang mengaitkan infeksi tokso dengan skizofrenia. dr Torrey pun mencari penelitian-penelitian itu dan kemudian menampilkannya di sebuah web site. Data penelitian itu diperbaruinya hampir setiap bulan.
Dalam sebuah review tahun 2007, dr Torrey menemukan orang dengan skizofrenia 2,7 kali lebih mungkin memiliki antibodi terhadap parasit itu. Dengan adanya antibodi itu, berarti yang bersangkutan sebelumnya telah terinfeksi tokso.
Selain itu, menurut dr Torrey, infeksi tokso juga dikaitkan dengan perilaku agresif ataupun bunuh diri. Sebuah studi yang diterbitkan pada Maret lalu menemukan bahwa orang dengan gangguan kontrol impuls yang ditandai dengan perilaku agresif secara tiba-tiba, lebih mungkin memiliki antibodi tokso. Infeksi ini disebut bisa bersifat laten.
Temuan lainnya, prevalensi infeksi tokso yang lebih tinggi juga telah terlihat pada orang-orang yang mencoba bunuh diri. Ini berdasarkan studi di Amerika Serikat, Meksiko dan Turki.
Meski ada banyak bukti yang disampaikan ke publik, namun William Sullivan, profesor farmakologi dan toksikologi serta mikrobiologi dan imunologi di Indiana University School of Medicine, tidak 100 persen percaya infeksi tokso menjadi satu-satunya penyebab munculnya gangguan mental pada seseorang. Dia lebih suka melihat penelitian yang telah dilakukan memberikan pandangan bahwa orang yang memiliki gangguan kejiwaan lebih mungkin terinfeksi tokso.
"Korelasi ditambah korelasi ditambah korelasi tidak sama dengan sebab akibat," ujar Prof Sullivan.
Prof Sullivan berpendapat untuk mengetahui apakah tokso benar-benar menyebabkan gangguan kesehatan mental dan perubahan perilaku, maka orang dengan skizofrenia sebaiknya diberikan obat untuk membersihkan infeksi tokso aktifnya. Lalu dilihat apakah gejalanya membaik. Sayangnya tidak ada obat yang seperti itu.
Obat untuk tokso yang selama ini ada hanyalah untuk menghentikan parasit ini mereplikasi diri di dalam tubuh dan untuk mencegah penyebaran infeksi. Obat ini sama sekali tidak bisa mengatasi infeksi laten tokso.
Baca juga: Salah Satu Cara Hindari Tokso: Cuci Telur Sebelum Disimpan di Kulkas
(vit/ajg)











































