Menurut psikolog keluarga Anna Surti Ariani, MPsi, sebisa mungkin pasutri tinggal sendiri dan tidak bergabung dengan orang tua maupun mertua. Sebab, menurut wanita yang akrab disapa Nina ini, bagaimanapun pengantin baru tetap sedang belajar untuk berhubungan satu sama lain tanpa adanya pihak lain.
"Jadi suami dan istri itu makin kenal satu sama lain. Misal reaksi terhadap pasangan yang murni tanpa ada pengaruh orang lain, dalan hal ini orang tua atau mertua misalnya," kata Nina saat berbincang dengan detikHealth baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pria Ini Majukan Hari Pernikahan Agar Ibunya yang Sakit Kanker Bisa Hadir
"Kita jadinya melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita. Sehingga, saat bersama pasangan kita jadi nggak kayak pasangan (yang sebenarnya) karena kita nggak jadi diri sendiri," kata ibu dua anak ini.
Meski begitu, tak bisa ditampik jika memang pasutri harus tinggal bersama orang tua misalnya saja karena faktor finansial. Atau justru memang ada permintaan dari orang tua atau saudara lain karena kondisi orang tua sudah tidak ada yang menemani,
Jika seperti itu, Nina menyarankan agar mertua dan menantu, terutama ibu mertua dan menantu perempuannya perlu berusaha saling mengenal satu sama lain. Dengan begitu, hubungan mertua dan menantunya pun lebih dekat.
"Bisa dengan saling ngobrol, ngomongin hobi yang sama. Ngomongin rencana soal anak misalnya, terus masak atau shoping bareng," tutup Nina.
Baca juga: Sakit Kepala Sehari Sebelum Menikah, Calon Istri pun Bedah Otak Darurat (rdn/up)











































