Banyak pendapat dan hipotesis tentang mengapa data menunjukkan demikian. Kathryn Sandberg, direktur Center for the Study of Sex Differences in Health, Aging & Disease, Georgetown University Medical Center, mengatakan hormon wanita bisa jadi penyebab utamanya.
Hal ini dikarenakan hormon berpengaruh terhadap sistem imun, di mana sebagian besar penyebab arthritis pada wanita adalah penyakit otoimun seperti lupus dan rematik. Secara ringkas, wanita memang lebih kebal terhadap penyakit infeksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena sistem imun mereka lebih cepat bereaksi daripada pria, penyakit infeksi akan sulit menyerang wanita. Tapi hal ini juga membuat sistem imun mereka sedikit lebih gila dan menyerang tubuh sendiri," urai Sandberg, dikutip dari NY Times.
Di sisi lain, Dr Kelly Weselman dari American College of Rheumatology menyebut sejatinya tidak ada perbedaan berarti dalam kasus radang sendi. Osteoarthritis contohnya, bisa menyerang siapa saja baik pria maupun wanita. Faktor risiko terbesar penyakit ini ada pada usia, berat badan serta trauma yang didapat ketika berolahraga.
Sementara itu, rheumatoid arthritis memang berisiko tiga lipat lebih besar pada wanita. Namun radang sendi lain seperti gout atau gouty arthritis lebih umum ditemui pada pria, terutama yang sudah masuk fase lanjut usia.
"Ada lebih dari seratus jenis arthtritis di dunia kesehatan. Sebagian lebih mudah menyerang wanita, sebagian lagi lebih mudah menyerang pria. Namun tingkat keparahannya tidak hanya ditentukan oleh jenis kelamin, tapi juga faktor risiko lain seperti usia dan gaya hidup," ungkapnya.
Baca juga: 8 Alasan untuk Tidak Mengabaikan Rasa Sakit Saat Olahraga (1) (mrs/vit)











































