Curiga Orang Tua Mengalami Demensia? Cek dengan Daftar Pertanyaan Ini

Curiga Orang Tua Mengalami Demensia? Cek dengan Daftar Pertanyaan Ini

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 26 Jul 2016 13:34 WIB
Curiga Orang Tua Mengalami Demensia? Cek dengan Daftar Pertanyaan Ini
Foto: thinkstock
Jakarta - Sekelompok peneliti dari University of Calgary, Kanada, menyusun rancangan instrumen diagnosis perubahan kepribadian yang bisa menandakan munculnya gejala awal demensia dan alzheimer. Instrumen ini berupa daftar pertanyaan yang terdiri dari 34 pertanyaan.

dr Zahinoor Ismail dan rekan-rekannya menyebut gangguan kepribadian ringan (mild behavioral impairment / MBI) merupakan dampak dari terjadinya gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment / MCI) di otak. Oleh karena itu, perubahan mood dan kepribadian bisa disebut sebagai efek dari demensia dan alzheimer yang terjadi pada seseorang.

Ia mengatakan bahwa perubahan kepribadian secara mendadak merupakan dampak dari terganggunya kemampuan mengingat dan berpikir seseorang. Hal ini menyebabkan bagian otak yang mengatur soal emosi dan dan kontrol diri juga ikut terganggu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika ada dua orang yang mengalami gangguan kognitif ringan, dan satu di antaranya memiliki perubahan mood dan kepribadian, dialah yang akan mengalami demensia lebih cepat dan lebih parah," tuturnya, dikutip dari NY Times, Selasa (26/7/2016).

Baca juga: Perubahan Kepribadian Bisa Jadi Gejala Awal Demensia dan Alzheimer

Secara ringkas, dr Ismail membagi pertanyaan menjadi lima bagian. Bagian pertama merupakan indikator minat, motivasi dan kemauan. Pertanyaan-pertanyaan di bagian ini biasanya bisa dijawab tanpa harus ditanyakan secara langsung. Contoh pertanyaannya antara lain:

- Apakah ia kehilangan minat atau ketertarikan terhadap teman, keluarga atau aktivitas rumah?
- Apakah ia tidak lagi menganggap topik pembicaraan favoritnya menarik?
- Apakah ia tidak peduli atau dengan sengaja tidak melakukan tanggung jawabnya?

Bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan seputar gejala ansietas dan perubahan mood. Biasanya jawaban bisa dilihat dari ekspresi wajah atau reaksinya terhadap kabar berita. Contoh pertanyaannya antara lain:

- Apakah ia dalam keadaan sedih yang berlarut selama 6 bulan terakhir?
- Apakah ia kini sulit merasakan kesenangan?
- Apakah ia sering khawatir dan resah terhadap sesuatu hal yang sudah menjadi rutinitas?

Sementara bagian ketiga lebih fokus kepada kontrol diri, spontanitas dan reaksi. Berikut beberapa contoh pertanyaannya:

- Apakah ia lebih sering merasa kesal dan temperamental?
- Apakah ia jadi lebih sering beragurmen tentang hal yang biasa-biasa saja?
- Apakah ia lebih sulit melakukan pekerjaan sehari-hari dan selalu membutuhkan bantuan?

Bagian keempat merupakan daftar pertanyaan tentang norma sosial, empati, serta bagaimana seseorang bersikap di hadapan orang lain. Berikut pertanyaannya:

- Apakah ia menjadi tidak sensitif kepada orang lain?
- Apakah ia melakukan perbuatan kasar atau tidak senonoh di tempat umum kepada lawan jenis?
- Apakah ia kini membicarakan hal-hal pribadi yang tidak seharusnya diucapkan di publik?

Bagian terakhir berhubungan dengan kepercayaan dan rasa curiga. Sebagian besar pasien demensia memang diketahui menjadi lebih curiga, waspada dan sering menuduh tanpa sebab. Berikut contoh pertanyaannya:

- Apakah ia selalu merasa dirinya dalam bahaya atau merasa orang lain mengancam dirinya?
- Apakah ia kini sering menuduh orang lain tanpa sebab yang jelas?
- Apakah ia sering mendengar atau melihat orang dan binatang yang seharusnya tidak ada?

Dijelaskan dr Ismail, jika sebagian besar pertanyaan ini dijawab dengan 'Ya' dan sudah berlangsung selama lebih dari 6 bulan, ia menyarankan agar untuk segera dibawa ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam dan melakukan diagnosis apakah pasien benar-benar mengidap demensia dan alzheimer.

"Jangan sampai terlambat. Pasien alzheimer yang telat ditangani akan membuat kerusakan otaknya semakin besar dan mempersulit perawatan," ungkapnya.

Baca juga: Peneliti Sebut Stres Juga Bisa Picu Alzheimer dan Demensia (mrs/vit)

Berita Terkait