Menurut Prof Dr Eko Baroto Walujo dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), jamu atau obat tradisional merupakan salah satu produk pengetahuan masyarakat yang didasarkan oleh pengalaman empirik untuk pengobatan tradisional. Nah, tanaman gambir sendiri sudah dikenal di Indonesia sejak abad ke-18.
"Gambir memiliki rasa khas pahit dan kelat, tapi setelah lama dikunyah menjadi manis. Walaupun begitu banyak manfaat yang dapat memberi kualitas yang lebih baik untuk kesehatan tubuh seperti mengandung antiseptik alami yang membantu proses pengobatan" tutur Prof Eko. dalam seminar ilmiah dan workshop tentang 'Tanaman Obat Gambir' di Gedung Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Jl Percetakan Negara, Jakarta, Kamis (18/8/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tak Cuma Teh, Ekstrak Gambir Juga Punya Antioksidan Katekin Tinggi
"Gambir juga memiliki kandungan antibakteri yang berasal dari katekin yaitu flavonoid, biasanya untuk mengobati diabetes, penyakit degeneratif, penyakit yang tidak menular. Selain itu tanaman gambir juga dipercaya sebagai obat cuci luka bakar, kudis, diare dan disentri, obat kumur-kumur untuk sakit tenggorokan dan sariawan," sambung Prof Eko.
Untuk dijadikan obat, tanaman gambir perlu diekstraksi terlebih dahulu. Caranya adalah dengan melalui enam tahapan, yaitu perebusan dan penguapan daun dan ranting, pengendapan, pengendapan getah, penirisan, pencetakan dan pengeringan.
Baca juga: Tak Puas Hanya dengan Obat Modern? RS Ini Bisa Meresepkan Jamu
(vit/vit)











































