"Kami tidak menemukan cara membuat vaksin, inovasi terkait vaksin yang mandiri dan dengan biaya terjangkau, kecuali melalui konsorsium," kata Direktur Utama Bio Farma drs Iskandar, Apt, MM.
"Untuk itu, melalui Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) ini, kami himpun para ahli dalam konsorsium atau working group dengan dana dari Kemenristekdikti yang akan menciptakan calon atau bakal vaksin yang nanti bakal dikembangkan lagi oleh kami sehingga bisa menjadi produk berkualitas yang dipasarkan dengan harga terjangkau," lanjut Iskandar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Iskandar, perubahan FRVN menjadi FRLN bertujuan untuk memperluas cakupan pengembangan profuk life science. FRLN sendiri bertujuan meningkatkan sinergi riset di bidang life science antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan komunitas. Sehingga, bisa terjadi percepatan hilirisasi dengan tujuan akhir komersialisasi produk life science yang diakui sebagai produk nasional hasil kerja nyata putra-putri terbaik Indonesia.
Baca juga: Indonesia Kembangkan Vaksin TB Baru Berbasis Genetik Rekombinan
"Ini merupakan bagian dukungan terhadap Inpres No 6 tahun 2016 di mana pemerintah menyatakan mendorong pengembangan biofarmasetikal. Termasuk di dalamnya penguasaan teknologi dan inovasi di bidang farmasi dan alat kesehatan, sehingga kemandirian bangsa di bidang farmasi dan alat kesehatan bisa tercapai," tambah Iskandar.
Ia menambahkan, kemandirian di bidang farmasi dan alat kesehatan mutlak diperlukan. Iskandar mencontohkan, misalnya kembali lagi terjadi wabah flu burung atau H5N1, bisa jadi tidak akan ada pihak yang mau datang ke Indonesia dengan risiko terkena penyakit tersebut.
![]() |
"Maka dari itu kemandirian penting. Kalau kita nggak mandiri, kita mudah diserang penyakit menular atau outbreak seperti itu. Penyakit baru selalu ada dan kita harus selalu berinovasi supaya kita siap menghadapi penyakit baru itu," sambung Iskandar.
Hadir dalam kesempatan sama, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Dr Muhammad Dimyati mengatakan Indonesia kaya akan sumber daya manusia dan jenis penyakit. Sehingga, pembuatan vaksin adalah suatu keharusan. Jika tidak, Indonesia bisa jadi 'permainan' negara-negara besar. Untuk itu keberadaan FRLN dengan salah satu tujuannya menghasilkan berbagai vaksin, menjadi sesuatu yang harus didukung oleh pemerintah.
"Untuk mendukung FRLN pemerintah upayakan berbagai regulasi agar forum ini bisa jalan sebaik-baiknya sehingga kemampuan peneliti di dalam forum ini bisa bersinergi dan menghasilkan vaksin yang lebih cepat dan baik. Kita fasilitasi upaya riset dengan dukungan pembiayaan dan dukungan lain, dalam hal ini gimana peneliti bisa memanfaatkan alat lab institusi lain sehingga efisiensi bisa diwujudkan. Kita nggak boleh nyerah dalam menciptakan vaksin untuk menuju kemandirian," papar Dimyati.
Baca juga: Video: Vaksin Mengandung Babi dan Memicu Autisme, Benarkah?
![]() |














































