Berangkat dari situ, Kemenkes RI meluncurkan kampanye baru yang menyoroti banyak penyakit berbahaya akibat rokok, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke dan kanker mulut.
"Dari berbagai hasil penelitian, efek dari iklan layanan masyarakat sangat mendukung hasilnya. Kita tahu sendiri 30 persen anggaran BPJS Kesehatan dipakai untuk pasien penyakit tidak menular seperti kanker, tentu miris. Yang seperti ini sebenarnya bisa dicegah dengan iklan layanan masyarakat," ujar Direktur Gizi Masyarakat, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Ir Doddy Izwardy, MA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di televisi, iklan kampanye antirokok ini disebutkan Doddy juga akan diramaikan di berbagai media sosial seperti YouTube, Twitter, Facebook, dan Instagram melalui www.suaratanparokok.co.id, dengan tagar #SuaraTanpaRokok.
Iklan berdurasi 30 detik ini dibuat dengan tujuan untuk mengubah pikiran dan perilaku perokok agar berhenti merokok. Juga supaya para kaum muda tak tertarik untuk mencoba rokok.
Data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah prevalensi perokok aktif tertinggi di dunia. Angka tersebut yakni 67 persen pria dan 2,7 persen wanita. (ajg/up)











































