Sejak pertama kali teridentifikasi pada 27 Agustus silam, jumlah kasus Zika di Singapura telah mencapai 240 kasus dan akan terus bertambah. Keberadaan nyamuk Aedes sebagai vektor membuat virus tersebut akan terus bertahan dan menyebar.
"Seiring berjalannya waktu, kami perkirakan kasus Zika akan meningkat di semakin banyak area karena adanya nyamuk Aedes di sini," kata kementerian kesehatan Singapura dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (7/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ada 27 Kasus Baru, Total 242 Orang Terinfeksi Zika di Singapura dalam Sepekan
Infeksi Zika pada umumnya memiliki gejala ringan, namun pada ibu hamil dikaitkan dengan risiko kelahiran anak dengan mikrosefali atau ukuran kepala yang kecil. Keterkaitan ini pertama kali muncul dalam wabah Zika di Brazil tahun lalu, yang dibarengi dengan peningkatan jumlah kasus mikrosefali.
Pada beberapa penelitian terbaru, infeksi Zika pada orang dewasa juga dikaitkan dengan risiko penyakit saraf Guillain Barre Syndrome (GBS). Penyakit langka ini memicu kelumpuhan otot, dan bisa mematikan jika yang diserang adalah otot pernapasan.
Baca juga: Kaitan Erat Zika dengan Penyakit Saraf Langka GBS Kembali Ditemukan
(up/vit)











































