Hanya saja, operasi pembesaran prostat memiliki efek samping terganggunya proses ejakulasi saat bersanggama. Hal ini dikarenakan saat operasi, ada sebagian dari leher kantung kemih yang rusak dan ikut terbuang.
"Secara umum operasi prostat itu menghancurkan kelenjar prostat yang membesar sehingga menyumbat kantung kemih. Nah, operasi prostat ini membersihkan yang membesar itu, dan efek sampingnya adalah merusak leher kantung kemih yang menyambungkan kantung kemih dengan tempat keluarnya cairan semen," tutur dr Gideon F Tampubolon, SpU dari RS Premier Bintaro, ditemui di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dr Gideon, tidak keluarnya cairan semen ini disebut sebagai retrograde ejaculation. Secara ringkas, retrograde ejaculation membuat cairan semen yang seharusnya menyembur keluar dari penis malah masuk kembali kantung kemih.
Hal ini menyebabkan terjadinya ejakulasi kering, di mana pria tetap merasakan sensasi ejakulasi dan orgasme namun tidak ada cairan semen yang keluar. Cairan semen yang ada di kantung kemih ini nantinya akan keluar berbarengan dengan air seni saat pria buang air kecil.
Sekitar 75 persen pasien operasi prostat mengalami gangguan ini. Meski bukan kondisi yang berbahaya, namun dr Gideon menegaskan bahwa retrograde ejaculation berisiko tinggi membuat pria mandul atau sulit memiliki anak.
"Karena cairan semen yang mengandung spermanya keluar sangat sedikit, atau bahkan tidak keluar sama sekali, tidak menyembur ke depan saat sanggama sehingga tidak bisa membuahi sel telur," ungkapnya.
"Makanya saya sarankan, bagi pasien yang ingin melakukan operasi prostat tapi masih ingin memiliki anak, sebaiknya ditunda operasinya. Punya anak dulu, setelah itu baru operasi," tutupnya.
Baca juga: Pria Susah Buang Air Kecil, Waspada Pembesaran Prostat (mrs/vit)











































