Secara teknis, bentuk lavitrap dan mosquito trap hampir serupa dan bekerja dengan cara yang kurang lebih sama. Bedanya, mosquito trap tidak hanya menjebak larva atau jentik melainkan juga nyamuk dewasa.
Namun jangan dibayangkan semua jentik dan nyamuk akan habis karena terperangkap di dalamnya. Desain lavitrap yang berwarna hitam dan penempatannya yang telah diperhitungkan, memang akan memikat nyamuk khususnya Aedes aegypti, yakni spesies nyamuk yang menularkan Dengue dan Zika. Namun jika masih ada genangan lain di sekitarnya, rasanya bisa-bisa saja nyamuk tetap bertelur di tempat yang mereka suka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Antisipasi Zika, Lebih dari 600 Lavitrap Dipasang di Bandara Soekarno-Hatta
Pemasangan lavitrap berfungsi juga untuk memantau kehidupan para nyamuk. Dengan perhitungan statistik, jumlah jentik yang terperangkap, yang dinyatakan sebagai indeks lavitrap, bisa menunjukkan seberapa banyak nyamuk dewasa yang berkeliaran. Sutjipto mengatakan, pemeriksaan dan pendataan jentik akan dilakukan seminggu sekali.
Begitu pula saat KKP Bandara Soekarno-Hatta memasang 2 jenis perangkap, yakni lavitrap dan mosquito trap, itu juga bukan tanpa alasan. Mosquito trap bisa menangkap nyamuk dewasa dalam keadaan hidup, yang sangat berguna untuk memantau risiko penularan penyakit.
"Mosquito trap bisa menangkap nyamuk dewasa, sehingga kita bisa tahu jenis nyamuknya. Bisa dibawa ke laboratorium untuk diperiksa apakah ada parasitnya," jelas Triwibowo Ambar Garjito, peneliti nyamuk dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), saat dihubungi detikHealth.
Baca juga: Begini Cara Kerja Lavitrap Membasmi Nyamuk Penyebar Zika
![]() |












































