Cerita Pria Kehilangan Istri yang Bunuh Diri Akibat Depresi Pasca Melahirkan

Cerita Pria Kehilangan Istri yang Bunuh Diri Akibat Depresi Pasca Melahirkan

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 21 Sep 2016 13:29 WIB
Cerita Pria Kehilangan Istri yang Bunuh Diri Akibat Depresi Pasca Melahirkan
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Pada 24 November 2009, Raul Martinez dan istrinya Kelly amat bahagia menyambut kelahiran putri mereka. Sayangnya, setelah melahirkan, Kelly mengalami depresi pasca melahirkan.

Hingga tiga bulan setelah melahirkan, Raul terkejut bukan main mendengar kabar dari ibu mertuanya bahwa sang istri yang selama ini berjuang melawan depresi pasca melahirkan yang dia rasakan, bunuh diri.

"Saya ingat seminggu sebelumnya saya bicara dengan dia dan dia berkata sudah tidak bisa lagi mengendalikan pikirannya sendiri. Kelly ingin bisa kembali menjadi dirinya sendiri tapi dia tidak bisa," kata Raul kepada ABC News.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, Raul yang putrinya sudah berusia 6 tahun bekerja di National Coalition for Maternal Mental Health dan ia tak malu membagikan pengalamannya sebagai bentuk dukungan dalam memperingati Bulan Pencegahan Bunuh Diri Nasional.

Menurut Raul, Kelly adalah sosok ibu yang amat termotivasi dan berusaha melakukan apa yang terbaik untuk putrinya. Saat mengandung, Kelly rutin mengikuti berbagai kelas ibu hamil demi mempersiapkan kehidupan barunya sebagai ibu. Tapi yang terjadi, setelah melahirkan Kelly kerap mengeluh stres dan sulit tidur.

"Kami pun berkonsultasi dengan psikiater dan Kelly didiagnosis depresi pasca melahirkan. Saat itulah ia mulai mengonsumsi antidepresan. Siang hari, saat putri kami tidur, dia tidak bisa tidur. Satu bulan setelah melahirkan, Kelly menegaskan bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya," kenang Raul.

Baca juga: Ibu Alami Baby Blues Atau Depresi Pasca Melahirkan, Bagaimana Membedakannya?

Berangkat dari pengalamannya, Raul menekankan pentingnya peran keluarga untuk melihat tanda-tanda depresi yang dialami ibu setelah melahirkan. Dukungan juga penting diberi agar ibu bisa sembuh dari depresi yang dialami.

Beberapa waktu lalu, psikolog keluarga Nuzulia Rahma menjelaskan pada intinya ibu dengan depresi pasca melahirkan merasa tidak puas, kecewa, atau sedih dengan kelahiran sang anak. Untuk mengatasi hal tersebut, dukungan keluarga amat penting.

Ketika sudah merasa sangat sedih, disarankan ibu jangan sungkan untuk meminta bantuan pada suami atau ahli. Nuzulia mengingatkan bahwa ibu yang baru melahirkan pastinya kelelahan. Secara fisik, ibu butuh waktu untuk dirinya sendiri sehingga perlu support yang konsisten mulai dari waktu menjaga anak misalnya.

"Secara mental butuh juga support misalnya suami mau mendengarkan keluh kesah, mengucapkan terima kasih, membawa hadiah, menghargai istri, itu semua akan sangat membantu menumbuhkan kembali rasa percaya diri," sambung Nuzulia.

Selain memberi dukungan, hindari juga terlalu mengkritik ibu terkait pola pengasuhannya. Sebab, kritikan berlebihan justru bisa menambah tekanan mental dan menurunkan rasa percaya diri ibu yang sedang berjuang mengatasi perubahan-perubahan dalam diri.

Baca juga: Faktor-faktor Ini Bikin Ibu Rentan Alami Depresi Pasca Melahirkan

(rdn/vit)

Berita Terkait