Dr Gabrielle Francis, pakar naturopati dari klinik The Herbal Alchemist, New York mengatakan sindrom kelelahan kronis merupakan penyakit yang benar-benar nyata. Sekitar 28 persen keluhan pasien yang berobat ke klinik merupakan rasa lelah yang tak kunjung hilang hingga berminggu-minggu.
"Normal saja ketika Anda merasa lelah di hari Senin karena aktivitas akhir pekan yang padat. Namun sindrom kelelahan kronis membuat rasa lelah tak kunjung hilang, hingga berminggu-minggu, bahkan setelah Anda beristarahat dan tidur yang cukup," tutur Dr Francis, dikutip dari Medical Daily.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaya hidup masyarakat perkotaan yang aktif selama 24 jam dan 7 hari per minggu disebut-sebut sebagai penyebab utama sindrom kelelahan kronis. Aktivitas yang terlalu padat membuat otak menjadi sulit untuk beristirahat, yang nantinya mengganggu pola dan kualitas tidur sehingga seseorang merasa lealh.
"Kita tinggal di dunia yang terus menyala selama 24/7. Sindrom ini juga disebut sebagai wired dan tired karena asosiasinya terhadap gaya hidup masyarakat modern," tambahnya lagi.
Hingga kini tidak ada diagnosis yang dapat menentukan sindrom kelelahan kronis dengan pasti. Tidak adanya tes pemeriksaan otak dan darah yang dapat mendeteksi sindrom ini membuat dokter harus mengecek dulu banyak penyakit lain dengan gejala yang mirip.
Pada tahun 2014, sekelompok peneliti dari Stanford University, Amerika Serikat, mencoba membuktikan adanya pengaruh adanya perbedaan komposisi otak antara pasien sindrom kelelahan kronis dibandingkan dengan orang biasa.
Hasil pemindaian 15 orang dengan sindrom ini menunjukkan adanya materi putih otak yang lebih sedikit dibanding orang normal. Materi putih otak diketahui banyak mengandung saraf komunikasi yang membuat otak dapat berkomunikasi dengan bagian lain.
Peneliti juga melihat adanya abnormalitas dalam saluran saraf pasien yang titik sambungannya terlihat lebih tebal dibanding pasien yang lebih sehat.
"Perbedaan ini berhubungan dengan rasa lelah yang mereka rasakan. Semakin abnormal saluran sarafnya, semakin parah rasa lelah yang dirasakan," kata pemimpin studi Dr Michael Zeineh.
Baca juga: Satu Kampung di Kazakhstan Ini Kena 'Sindrom Putri Tidur' Misterius (mrs/vit)











































