Hal-hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Limfoma, Kanker yang Serang Aktor Aldi Taher

Hal-hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Limfoma, Kanker yang Serang Aktor Aldi Taher

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 27 Okt 2016 12:35 WIB
Hal-hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Limfoma, Kanker yang Serang Aktor Aldi Taher
Foto: dok instagram
Jakarta - Selebriti Aldi Taher diketahui sedang menjalankan kemoterapi akibat penyakit kanker yang dialaminya. Pria berusia 33 tahun ini mengidap kanker kelenjar getah bening yang dikenal juga dengan sebutan limfoma.

"Aldi mau konfirmasi bahwa Aldi lagi berjuang melawan kanker untuk kesembuhan, tanggal 24 kemarin sudah kemoterapi. Aldi kena kanker getah bening. Alhamdulillah berkat doa orangtua dan support keluarga, Aldi berjuang untuk kesembuhan," kata Aldi saat ditemui wartawan di kediamannya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016) malam.

Dibandingkan jenis kanker lain seperti kanker serviks atau kanker payudara, kanker kelenjar getah bening atau limfoma belum terlalu populer. Padahal penyakit ini juga berbahaya dan mematikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, detikHealth pun merangkum beberapa hal yang perlu kamu ketahui soal kanker kelenjar getah bening. Apa saja? Dirangkum dari berbagai sumber, simak pemaparannya ya.

Baca juga: Stres Bisa Tingkatkan Risiko Berkembangnya Sel Kanker? Ini Faktanya

1. Berasal dari sel darah putih

Foto: ilustrasi/thinkstock
Limfoma adalah jenis kanker yang berawal dari sel-sel yang disebut limfosit (sel darah putih). Pada kanker, limfosit berproliferasi lebih cepat dan hidup lebih lama dibandingkan limfosit normal.

Ini tentu berbahaya, sebab limfosit sendiri merupakan salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh atau imun.

Ya, limfosit berasal dari nodus limfa, yang merupakan salah satu organ penting dalam sistem kekebalan tubuh. Limfosit juga terdiri dari jaringan-jaringan limfosit seperti limfa, sumsum tulang, serta organ-organ lainnya.

2. Benjolan jadi gejala utama

Foto: thinkstock
Bejolan di daerah sekitar leher atau bahu merupakan gejala utama kanker kelenjar getah bening. Benjolan ini biasanya tidak sakit ketika ditekan dan akan semakin membesar.

Selan itu, benjolan akibat limfoma umumnya lebih dari satu dan 'bergerombol'. Sehingga jika diamati dengan mata telanjang, benjolan-benjolan tersebut terlihat banyak dan tidak hanya satu saja.

"Kalau karena limfoma, benjolan justru makin besar. Juga perhatikan gejala khas limfoma lainnya, seperti demam lama dengan suhu tak sampai 38 derajat Celcius," pesan Dr dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM, dari RS Cipto Mangunkusumo.

3. Demam berkelanjutan dan berkeringat

Foto: Thinkstock
Pada limfoma, demam lama dengan suhu tak lebih dari 38 derajat celcius juga merupakan gejala yang umumnya muncul selain benjolan. Sehingga patut diperhatikan juga suhu badan pasien.

Berkeringat berlebihan di malam hari disebutkan dr Andhika juga bisa menjadi salah satu ciri khas limfoma. Keringat berlebihan akibat limfoma ini biasanya muncul meskipun udara dingin ataupun ketika sudah memakai pendingin. Kondisi ini umumnya terjadi akibat metabolisme sel kanker.

Kondisi lain yang biasa menjadi gejala limfoma yakni keringat sangat banyak, bahkan sampai membuat baju menjadi basah dan terpaksa harus ganti baju terus-menerus.

"Biasanya kondisi ini dibarengi dengan meriang, badan terasa tidak enak. Kondisi ini juga umumnya terjadi pada waktu menjelang malam sampai dini hari," paparnya.

4. Obesitas dan imun lemah jadi faktor risiko

Foto: iStock
Umumnya limfoma lebih berpeluang muncul pada pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh atau imun yang rendah. Penurunan imun ini bisa juga muncul akibat penyakit lain, misalnya seperti lupus.

Pada kondisi normal, seseorang akan membentuk zat penangkal yang disebut antibodi terhadap segala benda asing yang masuk, misalnya kuman. Nah, pada orang dengan lupus (odapus) terbentuk kelebihan antibodi yang menyerang tubuh.

Selain itu, limfoma juga lebih mungkin dialami oleh seseorang yang memiliki berat badan berlebih alias obesitas. Terlebih jika pola makan orang tersebut tak sehat, misalnya terlalu sering mengonsumsi gorengan atau daging merah.

"Bisa juga lebih dialami oleh orang yang memiliki riwayat kanker di keluarganya. Meskipun demikian, bukan berarti orang dengan limfoma pasti akan menurunkan kondisi ini kepada keturunannya, ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung," imbuh dr Andhika

5. Bisa disembuhkan

Foto: Mauludi Rismoyo
Menurut dr Andhika, jika dideteksi sejak dini dan mendapatksn pengobatan yang tepat dari tim medis yang kompeten, limfoma dapat disembuhkan.

"Maka dari itu, kenali gejalanya seperti pembengkakan nodus limfa yang tidak terasa nyeri, batuk, nyeri dada, demam tanpa sebab jelas, serta berkeringat di malam hari. Tapi tetap harus dicek dulu," terangnya.

Dikutip dari Cancer.net, survival rate atau angka harapan hidup pasien limfoma cukup tinggi, yakni 86 persen untuk 5 tahun ke depan dan 80 persen untuk 10 tahun ke depan. Pengobatannya pun saat ini sudah termasuk canggih dengan radiasi, kemoterapi dan sinar.
Halaman 2 dari 6
Limfoma adalah jenis kanker yang berawal dari sel-sel yang disebut limfosit (sel darah putih). Pada kanker, limfosit berproliferasi lebih cepat dan hidup lebih lama dibandingkan limfosit normal.

Ini tentu berbahaya, sebab limfosit sendiri merupakan salah satu bagian dari sistem kekebalan tubuh atau imun.

Ya, limfosit berasal dari nodus limfa, yang merupakan salah satu organ penting dalam sistem kekebalan tubuh. Limfosit juga terdiri dari jaringan-jaringan limfosit seperti limfa, sumsum tulang, serta organ-organ lainnya.

Bejolan di daerah sekitar leher atau bahu merupakan gejala utama kanker kelenjar getah bening. Benjolan ini biasanya tidak sakit ketika ditekan dan akan semakin membesar.

Selan itu, benjolan akibat limfoma umumnya lebih dari satu dan 'bergerombol'. Sehingga jika diamati dengan mata telanjang, benjolan-benjolan tersebut terlihat banyak dan tidak hanya satu saja.

"Kalau karena limfoma, benjolan justru makin besar. Juga perhatikan gejala khas limfoma lainnya, seperti demam lama dengan suhu tak sampai 38 derajat Celcius," pesan Dr dr Andhika Rachman, SpPD-KHOM, dari RS Cipto Mangunkusumo.

Pada limfoma, demam lama dengan suhu tak lebih dari 38 derajat celcius juga merupakan gejala yang umumnya muncul selain benjolan. Sehingga patut diperhatikan juga suhu badan pasien.

Berkeringat berlebihan di malam hari disebutkan dr Andhika juga bisa menjadi salah satu ciri khas limfoma. Keringat berlebihan akibat limfoma ini biasanya muncul meskipun udara dingin ataupun ketika sudah memakai pendingin. Kondisi ini umumnya terjadi akibat metabolisme sel kanker.

Kondisi lain yang biasa menjadi gejala limfoma yakni keringat sangat banyak, bahkan sampai membuat baju menjadi basah dan terpaksa harus ganti baju terus-menerus.

"Biasanya kondisi ini dibarengi dengan meriang, badan terasa tidak enak. Kondisi ini juga umumnya terjadi pada waktu menjelang malam sampai dini hari," paparnya.

Umumnya limfoma lebih berpeluang muncul pada pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh atau imun yang rendah. Penurunan imun ini bisa juga muncul akibat penyakit lain, misalnya seperti lupus.

Pada kondisi normal, seseorang akan membentuk zat penangkal yang disebut antibodi terhadap segala benda asing yang masuk, misalnya kuman. Nah, pada orang dengan lupus (odapus) terbentuk kelebihan antibodi yang menyerang tubuh.

Selain itu, limfoma juga lebih mungkin dialami oleh seseorang yang memiliki berat badan berlebih alias obesitas. Terlebih jika pola makan orang tersebut tak sehat, misalnya terlalu sering mengonsumsi gorengan atau daging merah.

"Bisa juga lebih dialami oleh orang yang memiliki riwayat kanker di keluarganya. Meskipun demikian, bukan berarti orang dengan limfoma pasti akan menurunkan kondisi ini kepada keturunannya, ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung," imbuh dr Andhika

Menurut dr Andhika, jika dideteksi sejak dini dan mendapatksn pengobatan yang tepat dari tim medis yang kompeten, limfoma dapat disembuhkan.

"Maka dari itu, kenali gejalanya seperti pembengkakan nodus limfa yang tidak terasa nyeri, batuk, nyeri dada, demam tanpa sebab jelas, serta berkeringat di malam hari. Tapi tetap harus dicek dulu," terangnya.

Dikutip dari Cancer.net, survival rate atau angka harapan hidup pasien limfoma cukup tinggi, yakni 86 persen untuk 5 tahun ke depan dan 80 persen untuk 10 tahun ke depan. Pengobatannya pun saat ini sudah termasuk canggih dengan radiasi, kemoterapi dan sinar.

(mrs/vit)

Berita Terkait