Ketika kemudian bekuan minyak tersebut bereaksi dengan asam di saluran cerna, maka bekuan tersebut akan menjadi lemak beracun dan berbaris di dalam usus. Lemak ini kemudian terserap dengan sangat cepat sehingga menyebabkan kanker.
Kepada detikHealth, DR Dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, FINASIM, FACP, MMB menyebutkan bahwa informasi tersebut sama sekali tidak benar.
Baca juga: Benarkah Dilarang Makan Nasi yang Dihangatkan Selama 12 Jam di Magic Jar?
Menurutnya, air es atau air dingin sama seperti air yang lain, tidak memiliki perbedaan khusus dan hanya suhunya saja yang berbeda. Konsumsi air dingin bukan faktor risiko terjadinya penyakit kanker. Minuman dingin lebih dianjurkan untuk dihindari karena memicu radang atau pilek pada mereka yang sensitif.
"Pada orang-orang yang tenggorokannya sensitif atau alergi jika mengonsumsi minuman dingin akan menyebabkan radang atau pilek. Pada orang yang sedang radang juga tidak dianjurkan mengonsumsi yang dingin-dingin," tuturnya.
Jika memungkinkan, lebih baik minumlah air putih hangat. Ini supaya proses penyesuaian suhu air yang terjadi di dalam tubuh menjadi lebih mudah.
"Secara umum memang sebaiknya air dikonsumsi dalam bentuk hangat, agar suhunya sama seperti suhu tubuh yakni rata-rata 37 derajat Celcius. Tapi terlalu panas atau dingin juga sebaiknya dihindari," pesan dokter konsultan saluran cerna di RS Cipto Mangunkusumo tersebut.
Meminum air yang terlalu panas atau dingin dikatakan oleh dr Ari juga berbahaya karena justru bisa memicu iritasi pada rongga mulut.
Baca juga: Beredar Broadcast Pentingnya Makanan 'Basa' Vs 'Asam', Ini Kata Pakar
(ajg/vit)