5 Penyebab Ngiler Tak Terkendali: Gejala Stroke Hingga Keracunan Merkuri

5 Penyebab Ngiler Tak Terkendali: Gejala Stroke Hingga Keracunan Merkuri

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Jumat, 11 Nov 2016 13:42 WIB
5 Penyebab Ngiler Tak Terkendali: Gejala Stroke Hingga Keracunan Merkuri
Foto: thinkstock
Jakarta - Sering ngiler saat tidur pada orang dewasa sering dikaitkan dengan macam-macam hal, mulai dari kelelahan hingga kebiasaan tidur yang buruk. Meski ngiler tak berbahaya, ada beberapa kondisi di mana ngiler adalah gejala penyakit.

Sebenarnya menurut pakar, hipersalivation atau produksi air liur yang berlebihan paling banyak disebabkan oleh efek samping obat-obatan. Selain itu, banyak faktor lain yang juga berpengaruh termasuk faktor genetik.

Selain pengaruh posisi rahang dan obat-obatan, ngiler juga bisa terjadi karena adanya penyakit berbahaya. Apa saja? Dirangkum dari berbagai sumber, ini penyakit-penyakit yang bisa menyebabkan seseorang ngiler tak terkendali.

1. Alergi

Foto: ilustrasi/thinkstock
Alergi rhinitis dan alergi makanan tertentu menyebabkan produksi air liur berlebihan sehingga sering menyebabkan penderitanya mengiler saat tidur.

Alergi juga biasanya menyebabkan flu dan hidung tersumbat. Ketika bagian hidung terblokir karena flu, Anda cenderung bernapas dengan mulut, yang menyebabkan kelebihan air liur mengalir keluar saat tidur.

2. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Foto: thinkstock
GERD tidak hanya menyebabkan rasa terbakar di dada dan kerongkongan yang menyebabkan sulit. Pada beberapa kasus, GERD dipercaya berpengaruh terhadap ngiler yang terjadi saat tidur.

Para ilmuwan percaya bahwa refluks asam menyebabkan asam lambung untuk merangsang kerongkongan. Sebagai hasilnya, refleks esophagosalivary terlalu terangsang hingga menyebabkan produksi air liur berlebihan.

3. Infeksi saluran napas

Foto: ilustrasi/thinkstock
Infeksi saluran napas biasanya berhubungan dengan pernapasan dan masalah menelan, dapat menyebabkan mengiler karena akumulasi air liur.

Jika berlanjut, infeksi saluran napas dapat menyebabkan tonsilitis. Tonsilitis adalah peradangan kelenjar yang disebut amandel hadir di bagian belakang tenggorokan. Karena inflamasi dan pembengkakan, bagian ini menjadi sempit, sehingga menghalangi drainase dari akumulasi air liur ke dalam tenggorokan.

4. Stroke

Foto: ilustrasi/thinkstock
Pasien penyakit stroke, cerebral palsy hingga parkinson diketahui memiliki risiko besar untuk ngiler saat tidur.

Pada beberapa kasus, penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan ngiler saat tidur. Hal ini terjadi karena tidak adanya koordinasi yang baik antara otak dengan saraf-saraf yang mengatur rahang.

5. Keracunan Merkuri

Foto: iStock
Keracunan merkuri dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai hipersalivasi. Hipersalivasi adalah gangguan yang menyebabkan produksi air liur seseorang bertambah.

Akibatnya, orang yang keracunan merkuri akan lebih rentan mengalami ngiler saat tidur ketimbang orang lain.
Halaman 2 dari 6
Alergi rhinitis dan alergi makanan tertentu menyebabkan produksi air liur berlebihan sehingga sering menyebabkan penderitanya mengiler saat tidur.

Alergi juga biasanya menyebabkan flu dan hidung tersumbat. Ketika bagian hidung terblokir karena flu, Anda cenderung bernapas dengan mulut, yang menyebabkan kelebihan air liur mengalir keluar saat tidur.

GERD tidak hanya menyebabkan rasa terbakar di dada dan kerongkongan yang menyebabkan sulit. Pada beberapa kasus, GERD dipercaya berpengaruh terhadap ngiler yang terjadi saat tidur.

Para ilmuwan percaya bahwa refluks asam menyebabkan asam lambung untuk merangsang kerongkongan. Sebagai hasilnya, refleks esophagosalivary terlalu terangsang hingga menyebabkan produksi air liur berlebihan.

Infeksi saluran napas biasanya berhubungan dengan pernapasan dan masalah menelan, dapat menyebabkan mengiler karena akumulasi air liur.

Jika berlanjut, infeksi saluran napas dapat menyebabkan tonsilitis. Tonsilitis adalah peradangan kelenjar yang disebut amandel hadir di bagian belakang tenggorokan. Karena inflamasi dan pembengkakan, bagian ini menjadi sempit, sehingga menghalangi drainase dari akumulasi air liur ke dalam tenggorokan.

Pasien penyakit stroke, cerebral palsy hingga parkinson diketahui memiliki risiko besar untuk ngiler saat tidur.

Pada beberapa kasus, penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan ngiler saat tidur. Hal ini terjadi karena tidak adanya koordinasi yang baik antara otak dengan saraf-saraf yang mengatur rahang.

Keracunan merkuri dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai hipersalivasi. Hipersalivasi adalah gangguan yang menyebabkan produksi air liur seseorang bertambah.

Akibatnya, orang yang keracunan merkuri akan lebih rentan mengalami ngiler saat tidur ketimbang orang lain.

(mrs/vit)

Berita Terkait