Jakarta -
Kalau Anda tidak pernah memakai narkoba lalu tiba-tiba saat tes urine ternyata hasilnya positif, apa yang Anda rasakan? Sebagian besar mungkin akan panik. Namun demikian perlu diketahui bahwa tes itu sendiri tak selalu akurat.
Ada beberapa hal bisa memicu terjadinya hasil false positive atau positif yang keliru. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan false positive ini rata-rata bisa ditemukan pada 5-10 persen kasus.
Nah dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa (22/11/2016), berikut 5 hal unik yang dapat memicu hasil positif palsu pada tes narkoba:
1. Obat flu
Foto: Getty Images
|
Dekongestan atau pelega tenggorokan dan obat batuk pseudoepfedrine bisa terdeteksi sebagai amphetamine dalam tes urine. Obat pilek lainnya, promethazine juga bisa memberikan hasil positif pada tes urine untuk mendeteksi amphetamine.
2. Sabun bayi
Foto ilustrasi: Thinkstock
|
Tes yang dilakukan oleh peneliti di University of North Carolina tahun 2012 menunjukkan bahwa beberapa produk sabun bayi bisa memicu hasil positif palsu untuk tetrahydrocannabinol (THC). THC sendiri adalah senyawa aktif yang ada pada ganja.
Mengapa bisa demikian tidak diketahui pasti namun peneliti menduga bahwa ada senyawa dalam sabun yang secara struktur mirip dengan THC. Selain itu bisa juga karena komposisi kimia sabun memengaruhi tes bekerja.
Salah satu peneliti Profesor Catherine Hammett-Stabler mengatakan meski demikian sabun aman digunakan bayi dan tidak menimbulkan efek seperti ganja.
3. Asap rokok ganja
Foto ilustrasi: Getty Images
|
Pada beberapa kasus ekstrem, seseorang yang berada pada satu ruangan dengan orang lain yang sedang mengonsumsi rokok ganja dapat ikut teridentifikasi positif pada tes narkoba.
Hal ini terbukti dari sebuah eksperimen yang dilakukan oleh sebuah studi di Amerika Serikat tahun 2015 melibatkan enam perokok ganja dan enam orang nonperokok. Setelah satu jam para perokok mengonsumsi ganja, beberapa non-perokok positif memiliki senyawa aktif ganja, tetrahydrocannabinol, dalam darah sebesar 20-50 nanogram per mililiter.
4. Air tonik
Foto: Getty Images
|
Air tonik adalah minuman berkarbonasi yang sedikit mengandung kina, obat yang biasa dipakai untuk melawan malaria. Kina atau quinolone ini sering dicampurkan juga ke dalam narkoba sehingga akhirnya menjadi salah satu indikator penyalahgunaan.
5. Antibiotik
Foto: thinkstock
|
Artikel di jurnal Current Psychiatry pada Agustus 2006 menyebut amoxicillin dan sebagian besar antibiotik bisa memberikan hasil false positive dalam tes penyalahgunaan kokain.
Begitu pula antibiotika golongan quinolone bisa memberikan hasil false positive untuk heroin dan morfin. Alasannya sama seperti pada air tonik, karena senyawa tersebut sering dicampurkan ke dalam narkoba.
Dekongestan atau pelega tenggorokan dan obat batuk pseudoepfedrine bisa terdeteksi sebagai amphetamine dalam tes urine. Obat pilek lainnya, promethazine juga bisa memberikan hasil positif pada tes urine untuk mendeteksi amphetamine.
Tes yang dilakukan oleh peneliti di University of North Carolina tahun 2012 menunjukkan bahwa beberapa produk sabun bayi bisa memicu hasil positif palsu untuk tetrahydrocannabinol (THC). THC sendiri adalah senyawa aktif yang ada pada ganja.
Mengapa bisa demikian tidak diketahui pasti namun peneliti menduga bahwa ada senyawa dalam sabun yang secara struktur mirip dengan THC. Selain itu bisa juga karena komposisi kimia sabun memengaruhi tes bekerja.
Salah satu peneliti Profesor Catherine Hammett-Stabler mengatakan meski demikian sabun aman digunakan bayi dan tidak menimbulkan efek seperti ganja.
Pada beberapa kasus ekstrem, seseorang yang berada pada satu ruangan dengan orang lain yang sedang mengonsumsi rokok ganja dapat ikut teridentifikasi positif pada tes narkoba.
Hal ini terbukti dari sebuah eksperimen yang dilakukan oleh sebuah studi di Amerika Serikat tahun 2015 melibatkan enam perokok ganja dan enam orang nonperokok. Setelah satu jam para perokok mengonsumsi ganja, beberapa non-perokok positif memiliki senyawa aktif ganja, tetrahydrocannabinol, dalam darah sebesar 20-50 nanogram per mililiter.
Air tonik adalah minuman berkarbonasi yang sedikit mengandung kina, obat yang biasa dipakai untuk melawan malaria. Kina atau quinolone ini sering dicampurkan juga ke dalam narkoba sehingga akhirnya menjadi salah satu indikator penyalahgunaan.
Artikel di jurnal Current Psychiatry pada Agustus 2006 menyebut amoxicillin dan sebagian besar antibiotik bisa memberikan hasil false positive dalam tes penyalahgunaan kokain.
Begitu pula antibiotika golongan quinolone bisa memberikan hasil false positive untuk heroin dan morfin. Alasannya sama seperti pada air tonik, karena senyawa tersebut sering dicampurkan ke dalam narkoba.
(fds/vit)