Berbagai Penyebab Kematian Saat Terjadi Kebakaran

Berbagai Penyebab Kematian Saat Terjadi Kebakaran

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Senin, 02 Jan 2017 12:33 WIB
Berbagai Penyebab Kematian Saat Terjadi Kebakaran
Foto: Petugas temukan mayat di Kapal Zahro Express (Ibnu Hariyanto/detikcom)
Jakarta - Diperkirakan lebih dari 20 orang meninggal dalam kebakaran Kapal Wisata Zahro Express. Sebagian korban mengalami luka bakar sangat serius.

Seperti diberitakan detiknews, Polda Metro Jaya menyebut sebagian besar korban tewas mengalami luka bakar 100 persen. Korban luka juga memiliki luka bakar dengan berbagai tingkat keparahan, serta mengalami riwayat tenggelam atau drowning.

Kapal Wisata Zahro Express mengalami kebakaran di sekitar perairan Muara Angke, Jakarta Utara. Saat kejadian, kapal tersebut tengah mengangkut wisatawan yang hendak berlibur ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Ini yang Menyebabkan Korban Luka Bakar Meninggal

Kematian dalam sebuah peristiwa kebakaran bisa terjadi karena berbagai macam sebab. Dirangkum detikHealth, berikut ini sebagian di antaranya.

1. Trauma inhalasi

Foto: Petugas temukan mayat di Kapal Zahro Express (Ibnu Hariyanto/detikcom)
Salah satu korban selamat yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengalami luka bakar 26 persen disertai trauma inhalasi. Saat ini, korban tersebut bernapas dengan bantuan ventilator atau alat bantu pernapasan.

Kepala Unit Luka Bakar RSCM, dr R Aditya Wardhana, SpBP-KRE tidak menjelaskan lebih detail tentang trauma tersebut, namun cedera pada saluran napas merupakan salah satu penyebab kematian paling banyak dalam peristiwa kebakaran. Hawa panas yang terhirup bisa memicu cedera serius pada saluran napas bagian atas.

Cedera juga bisa disebabkan oleh partikel karbon yang mengendap di saluran napas. Jelaga yang mengendap bisa memicu iritasi serta refleks bronkokonstriksi atau penyempitan saluran napas.

Baca juga: Satu Korban Kapal Zahro di RSCM Mengalami Trauma Inhalasi

2. Keracunan asap

Foto: Kapal Wisata Zahro Express Berlabuh, Kondisi Gosong (Ibnu Hariyanto/detikcom)
Penyebab kematian lainnya adalah keracunan asap dan gas-gas beracun yang terkandung di dalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah karbon monoksida (CO), yang berkompetisi dengan oksigen (O2) dalam mengikat hemoglobin (Hb) dalam darah. Bersama hemoglobin, karbon monoksida membentuk senyawa karboksihemoglobin (HbCO). Pada kadar di atas 70 persen, senyawa tersebut bisa berakibat fatal.

Senyawa beracun lainnya yang juga bisa berdampak serius antara lain hidrogen sianida (HCN), salah satu gas beracun yang sangat mematikan. Gas aldehida yang terbentuk dari material plastik maupun karet saat terbakar juga bisa memicu keracunan.

3. Dehidrasi

Foto: Ibnu Hariyanto
Hidrasi atau keseimbangan cairan tubuh sangat vital bagi korban luka bakar. Penanganan luka bakar di rumah sakit biasanya dilakukan secara simultan dengan pemberian terapi cairan melalui infus, yang diperhitungkan dengan cermat berdasarkan derajat luka bakar serta berat badan pasien.

Baca juga: Tangani Korban Luka Bakar Parah, Utamakan Pemberian Cairan

Halaman 2 dari 4
Salah satu korban selamat yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengalami luka bakar 26 persen disertai trauma inhalasi. Saat ini, korban tersebut bernapas dengan bantuan ventilator atau alat bantu pernapasan.

Kepala Unit Luka Bakar RSCM, dr R Aditya Wardhana, SpBP-KRE tidak menjelaskan lebih detail tentang trauma tersebut, namun cedera pada saluran napas merupakan salah satu penyebab kematian paling banyak dalam peristiwa kebakaran. Hawa panas yang terhirup bisa memicu cedera serius pada saluran napas bagian atas.

Cedera juga bisa disebabkan oleh partikel karbon yang mengendap di saluran napas. Jelaga yang mengendap bisa memicu iritasi serta refleks bronkokonstriksi atau penyempitan saluran napas.

Baca juga: Satu Korban Kapal Zahro di RSCM Mengalami Trauma Inhalasi

Penyebab kematian lainnya adalah keracunan asap dan gas-gas beracun yang terkandung di dalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah karbon monoksida (CO), yang berkompetisi dengan oksigen (O2) dalam mengikat hemoglobin (Hb) dalam darah. Bersama hemoglobin, karbon monoksida membentuk senyawa karboksihemoglobin (HbCO). Pada kadar di atas 70 persen, senyawa tersebut bisa berakibat fatal.

Senyawa beracun lainnya yang juga bisa berdampak serius antara lain hidrogen sianida (HCN), salah satu gas beracun yang sangat mematikan. Gas aldehida yang terbentuk dari material plastik maupun karet saat terbakar juga bisa memicu keracunan.

Hidrasi atau keseimbangan cairan tubuh sangat vital bagi korban luka bakar. Penanganan luka bakar di rumah sakit biasanya dilakukan secara simultan dengan pemberian terapi cairan melalui infus, yang diperhitungkan dengan cermat berdasarkan derajat luka bakar serta berat badan pasien.

Baca juga: Tangani Korban Luka Bakar Parah, Utamakan Pemberian Cairan

(up/rdn)

Berita Terkait