Hai Wanita! Ini Pesan Menkes untuk Cegah Kena Kanker Serviks dan Payudara

Hai Wanita! Ini Pesan Menkes untuk Cegah Kena Kanker Serviks dan Payudara

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Jumat, 03 Feb 2017 10:30 WIB
Hai Wanita! Ini Pesan Menkes untuk Cegah Kena Kanker Serviks dan Payudara
Foto: thinkstock
Jakarta - Kanker serviks dan kanker payudara merupakan dua jenis kanker dengan jumlah pasien terbanyak di Indonesia. Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek punya pesan khusus soal hal ini.

Ditemui usai acara senam bersama di Lapangan Kementerian Kesehatan, Menkes Nila menyebut kanker payudara dan kanker serviks tergolong kanker yang bisa dicegah. Langkah pertama pencegahannya bisa dilakukan dengan pemeriksaan dini.

"Jadi apapun yang kita lakukan di hilir tentu tidak akan cukup. Harus mengatasi juga di hulunya yakni dengan pencegahan. Kanker payudara dan kanker serviks itu kan bisa dicegah. Kanker payudara dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan kanker serviks dengan tes papsmear dan IVA," tutur Menkes Nila, di Lapangan Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menkes Nila menjelaskan ada dua jenis deteksi dini yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker serviks, yakni dengan papsmear dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Dikatakan Menkes, papsmear dan IVA kini sudah bisa dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti klinik mandiri dan puskesmas.

"Jadi tidak perlu ke RS. IVA memang lebih sederhana daripada papsmear tapi kalau ditemukan ada gejala kanker serviks saat IVA maka hanya akan dikryoterapi dan bisa terhindar dari kanker serviks," paparnya lagi.

Baca juga: Agar Tak Ada 'Jupe' Lainnya, Vaksin HPV Masuk Program Imunisasi Dasar 2019

Soal kanker payudara, Menkes mengatakan kampanye periksa payudara sendiri (SADARI) sudah sering dilakukan. Dengan memeriksa payudara sendiri, wanita bisa melakukannya kapan saja dan tidak mengeluarkan biaya.

Meski begitu, ia mengakui bahwa SADARI memang memiliki tingkat akurasi yang rendah untuk kanker stadium awal. Namun tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter jika memang menemukan adanya benjolan saat meraba payudara, terlepas dari benjolan tersebut kanker atau bukan.

"Bisa juga dengan mamografi yang lebih bagus, tapi kan cost-nya tinggi. Kalau meraba sendiri kan ketika ada benjolan kelewatan kalau kita nggak tahu," tutupnya.

Baca juga: Catat! Ini Pesan Jupe Agar Remaja Putri Tak Harus Kena Kanker Serviks (mrs/up)

Berita Terkait