Kondisi-kondisi yang Bisa Saja Jadi Gejala Kanker Paru

Kondisi-kondisi yang Bisa Saja Jadi Gejala Kanker Paru

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 10 Feb 2017 16:02 WIB
Kondisi-kondisi yang Bisa Saja Jadi Gejala Kanker Paru
Foto: Thinkstock
Jakarta - Kanker paru memang tak punya gejala khas. Tapi, penting bagi Anda untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa kondisi yang dialami apakah tanda kanker paru atau bukan.

"Kanker paru tidak khas gejalanya. Tapi kalau sudah ada keluhannya batuk, sesak napas, nyeri dada. Baiknya segera cek ke dokter," kata dr Elisna Syahruddin, PhD, SpP(K) dari RSUP Persahabatan di sela-sela Forum Ngobras 'Tantangan Diagnosis Dini dan Harapan Hidup Kanker Paru di Indonesia' di Penang Bistro, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2017).

Soal batuk, dr Elisna menekankan jika sudah terjadi lebih dari dua minggu, baiknya periksa ke dokter. Sebab, bisa saja batuk lebih dari dua minggu terjadi akibat alergi. Lalu, soal nyeri dada, ada yang disebut pleoritic pain, di mana saat menarik napas dada terasa lebih nyeri. Nah, kondisi ini berkaitan dengan pleoria atau selaput paru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di paru sendiri nggak ada nyeri. Atau tumornya sudah mengenai dinding dada atau tulang dada. Biasanya, itu nyerinya bisa ditunjuk nih lokasinya di mana. Atau udah ada cairan, berarti kanker parunya sudah stage lanjut," tutur dr Elisna.

Terkait sesak napas, dikatakan dr Elisna itu tergantung seberapa banyak paru-paru mengalami kerusakan. Jika sudah banyak cairan sehingga satu paru penuh, sudah pasti orang yang bersangkutan akan mengalami sesak napas.

Baca juga: Langkah-langkah Mencegah Kanker Paru

Tumor yang sudah besar atau tumor yang kecil tapi menyumbat saluran napas pun juga bisa membuat sesak napas. "Pokoknya kalau merasakan gejala itu segeralah cek, untuk memastikan itu gejala kanker atau bukan. Bisa jadi itu karena penyakit lain. Tapi, kalau ternyata sudah kanker ya ditangani," kata dr Elisna.

Hadir dalam kesempatan sama, Kasubdit Kanker Ditjen P2PTM Dirjen P2P Kemenkes RI, dr Niken Wastu Palupi, MM mengatakan selain kasusnya meningkat (1,4 per 1.000 penduduk berdasarkan Riseksdas 2013), di Indonesia beban biaya penyakit kanker yang ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) makin tahun makin bertambah.

Di tahun 2014, total beban biaya penyakit kanker RP 1,5 T kemudian naik menjadi Rp 2,2 T di tahun 2015. Di triwulan akhir 2016, beban biaya penyakit kanker yang ditanggung BPJS menjadi Rp 2,3 T.

"Tantangan pengendalian dan penanganan kanker saat ini, dari masyarakat kurangnya kesadaran untuk menerapkan gaya hidup sehat, termasuk tidak merokok. Kemudian kurangnya kesadaran melakukan deteksi dini. Dari sisi pemerintah, ada tantangan di bidang SDM, sarana dan prasarana, kemudian pastinya anggaran. Padahal, soal program kita juga ingin nih melakukan apa lagi ya untuk masyarakat," kata dr Niken.

Baca juga: Bermula dari Nyeri Punggung, Ibu Ini Ketahuan Kena Kanker Paru

(rdn/vit)

Berita Terkait