Sebuah penelitian di Journal of Eating Disorder mengungkap bahwa 18 persen perempuan yang gemar memamerkan tubuh sporty di Instagram punya risiko mengidap gangguan pola makan. Sebagai pembanding, hanya 4 persen perempuan dengan kebiasaan memamerkan foto jalan-jalan yang memiliki risiko serupa.
Pada perempuan yang gemar memamerkan tubuh berotot juga lebih rentan mengalami perasaan bersalah, atau bahkan depresi ketika harus absen berolahraga. Kecenderungan ini menurut para ilmuwan merupakan salah satu indikator gangguan kejiwaan kompulsif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: thinkstock |
Sisi kelam lain yang terungkap adalah bahwa kegemaran pamer foto semacam ini cenderung membuat orang terlalu fokus pada bentuk tubuh, dan melupakan tujuan olahraga yang sesungguhnya. Misalnya, peningkatan energi dan pencernaan, mood yang lebih seimbang serta penurunan risiko radang.
Dikutip dari Health.com, para ilmuwan melalui penelitian ini berpesan untuk selalu mengevaluasi alasan berolahraga yang sesungguhnya. Intinya kurang lebih, sehat dulu baru pamernya belakangan.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan psikologi dari Flinders University di Australia ini melibatkan 101 perempuan yang gemar memamerkan foto sporty. Sebanyak 102 perempuan lain yang gemar memamerkan foto jalan-jalan di media sosial, juga dilibatkan sebagai pembanding.
Baca juga: Penelitian Ini Buktikan Tak Pernah Ada Olahraga yang Sia-sia (up/vit)












































Foto: thinkstock