Apa yang Terjadi Jika Manusia Makan Rumput?

ADVERTISEMENT

Apa yang Terjadi Jika Manusia Makan Rumput?

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Kamis, 02 Mar 2017 15:42 WIB
Ilustrasi rumput (Foto: Rengga Sancaya)
Surabaya - Miris, seorang nenek di Jember terpaksa mengonsumsi rumput liar di belakang rumahnya karena himpitan ekonomi. Ia mengaku hal ini dilakukannya karena ia sama sekali tidak memiliki bahan makanan, seperti beras.

Menurut Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari RS Cipto Mangunkusumo, mengonsumsi rumput sama halnya dengan makan serat.

"Serat itu sendiri sebenarnya hanya dibutuhkan untuk proses pencernaan. Hanya mengandung sedikit kalori, kemudian vitamin dan mineral," terangnya saat dihubungi detikHealth, Kamis (2/3/2017).

Namun kemudian yang menjadi persoalan adalah higienitas atau kebersihan rumput yang dikonsumsi, mengingat sang nenek yang dikenal sebagai Bu Kaya itu mengambil rumput liar yang tumbuh di belakang rumahnya.

"Sama kayak singkong, pepaya atau bayam itu kan juga tumbuh di tanah, tetapi dipersiapkan dengan baik, sehingga aman untuk dimakan," kata konsultan cerna yang juga staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.

Baca juga: Warga Jember ini Terpaksa Makan Rumput karena Kelaparan

Kedua, kita tidak tahu apakah rumput liar yang dimakan oleh Bu Kaya mengandung jamur-jamur tertentu yang bisa menjadi racun ataukah tidak. dr Ari mengatakan, beberapa jenis jamur yang ada di tanaman dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan liver atau hati.

"Selain itu, ini bukan sesuatu yang umum dikonsumsi. Kalau tidak umum, kita harus lihat taste-nya seperti apa. Kalau sepet kan tidak baik untuk lambung," lanjutnya.

Meski demikian, dr Ari menambahkan, aman tidaknya rumput liar dikonsumsi juga bisa dilihat dari apakah rumput ini juga dikonsumsi oleh makhluk hidup lain.

Walaupun ini tidak bisa dijadikan patokan, tetapi paling tidak bila dikonsumsi oleh makhluk hidup lain atau binatang, maka rumput tersebut dapat dianggap aman.

Ibu yang makan rumputIbu yang makan rumput Foto: Yakub Mulyono
"Dari penelitian-penelitian obat herbal itu kan rata-rata dites dulu dari animal baru kemudian ke human, jadi prosesnya sama, dari situ kita tahu setidaknya aman atau tidaknya," jelasnya.

Baca juga: Turuti 'Keinginan' Bayi, Wanita-wanita Ini Malah Ngidam Hal Tak Lazim

Diberitakan detikNews sebelumnya, agar cepat dicerna, Bu Kaya mengulek terlebih dahulu rumput-rumput tersebut sebelum akhirnya dimakan. "Saya anggap minum jamu aja," ungkapnya.

Beruntung, setelah memakan rumput itu, Bu Kaya mengaku tidak merasakan sakit. Kendati begitu, dr Ari tidak merekomendasikan rumput liar sebagai bahan makanan karena memang bukan sesuatu yang semestinya dikonsumsi.

Dalam dunia medis, ada istilah untuk kebiasaan makan sesuatu yang tidak lazim, yaitu pica. Menurut pakar internasional, penyebab pica sendiri sampai saat ini belum diketahui, namun diduga ini ada kaitannya dengan kekurangan zat tertentu dalam tubuh.

Di samping itu, pica dianggap berpotensi membahayakan siapapun yang melakukannya sebab bahan-bahan yang dimakan dapat mengganggu sejumlah proses dalam tubuh, seperti penyerapan nutrisi atau memicu kekurangan gizi. (lll/vit)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT