Cerita Gadis Cantik Hentikan 'Hobi' Menyakiti Diri Sendiri

Cerita Gadis Cantik Hentikan 'Hobi' Menyakiti Diri Sendiri

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 06 Mar 2017 17:00 WIB
Cerita Gadis Cantik Hentikan Hobi Menyakiti Diri Sendiri
Foto: Nurvita Indarini
Jakarta - Gadis cantik ini punya senyum ramah dan menawan. Tapi siapa sangka di masa lalu dia sering kali menyakiti diri sendirinya. Entah berapa kali benda tajam digunakan untuk menyayat kulitnya.

"Aku pernah nyakitin binatang. Aku juga pernah nyakitin diri sendiri pakai benda tajam. Kalian lihat aku tatoan kan, ini karena aku nggak merasa sakit dan malah nikmatin," ujar Hana Alfikih di peringatan Hari Bipolar Sedunia 2017 baru-baru ini.

Upaya menyakiti diri sendiri itu dilakukan Hana saat dirinya dalam fase depresi. Katanya, ketika depresi, dirinya memang tidak bisa berpikir panjang, tidak mempertimbangkan risiko atas kegiatan menyakiti dirinya sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lukisan HanaLukisan Hana Foto: Nurvita Indarini
Hana adalah perempuan dengan gangguan bipolar. Itu makanya dia memiliki perubahan suasana yang sangat ekstrem. Tak cuma itu, dia pun mengalami gangguan kecemasan dan sering mengalami halusinasi.

"Aku sering melihat bayangan hitam, ada banyak suara di kepala aku. Bahkan dulu nyalain keran, dengar suara air aja aku takut," kenang Hana.

Baca juga: Curhat Perempuan dengan Bipolar: Sering Disebut 'Sinetron Banget'

Ketika berkonsultasi ke psikiater, Hana pun mendapat obat untuk menstabilkan suasana hatinya. Selain itu dia berupaya untuk mengontrol makannya. Menurut pengakuan Hana, dirinya sudah menjauhi daging dan makanan gorengan. Ternyata upaya ini cukup efektif membuat suasana hatinya stabil.

HanaHana (Foto: Nurvita Indarini)
"Dulu aku kalau depresi juga larinya ke makanan yang digoreng-goreng. Tapi sejak mulai menjauhi daging dan gorengan, kalau buat aku berpengaruh (membuat suasana hati lebih stabil)," lanjut Hana.

Untuk mengatasi keinginan menyakiti diri sendiri, Hana pun memilih 'mengalihkannya' dengan nonton film yang berdarah-darah. "Yang true story, yang ending-nya tragic, itu bisa membantu aku untuk tidak menyakiti diri sendiri," imbuh Hana.

Lebih dari itu, menurutnya, yang terpenting adalah kemauan untuk menerima diri sendiri dan berupaya untuk sembuh. Hana pun menyadari pentingnya komunikasi untuk mengurangi depresi yang dia rasakan.

"Sekarang aku dikondisikan untuk ngomong. Ketimbang aku mendem-mendem lalu pecah," tambahnya.

Hana kini sibuk dengan kegiatan melukisnya. Bagi Hana, melukis membantunya mendapatkan kestabilan suasana hati. Selain itu dukungan dari orang terdekat membuatnya lebih kuat dan bahkan dirinya sudah tidak lagi mengonsumsi obat mood stabilizer.

Baca juga: Ini Alasannya Orang dengan Gangguan Bipolar Perlu Diberi Penanganan

(vit/up)

Berita Terkait