Menurut dr Endang Johani SpM dari RS Siloam Lippo Village Karawaci, operasi leser atau lasik tidak memiliki risiko. Sebab, sebelum melaksanakan prosedur lasik, pasien terlebih dahulu melakukan berbagai pemeriksaan.
"Misalnya mengikuti pemeriksaan pengukuran ketebalan kornea, kualitas dan kuantitas air mata. Selain itu tekanan bola mata, permukaan kornea dan kedalaman bilik depan mata," kata dr Endang kepada detikHealth baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jarang Pakai Kacamata Bikin Minus Mata pada Anak Bertambah?
Dihubungi secara terpisah, dr Zeiras Eka Djamal, SpM menjelaskan bahwa prosedur lasik memiliki tingkat keberhasilan hingga 99 persen. Sementara, angka kemungkinan gagal bisa terjadi pada 1 dari 100 ribu orang.
Pasien yang menjalani prosedur lasik bisa pula mengalami keluhan seperti mata silau dan mata kering. Namun, keluhan ini hanya terjadi sebanyak 5 persen dan biasanya akan hilang satu hingga enam bulan pasca lasik dilakukan.
"Tapi ada satu persen yang masih ada keluhannya hingga setelah 6 bulan. Nah, untuk mengatasi (keluhan) itu, bisa menggunakan obat tetes air mata buatan yang bisa membantu menghilangkan keluhan mata keringnya," imbuh dr Zeiras.
dr Zeiras menjelaskan penyebab masalah mata seperti minus, plus atau silinder dapat terjadi karena dua faktor, yaitu genetik dan kebiasaan. Genetik biasanya terkait dengan faktor 'turunan' dari orang tua.
"Kalau kebiaaan, misalnya yang memicu minus adalah membaca sambil tiduran atau berjam-jam di depan gadget atau komputer," pungkas dr Zeiras.
Baca juga: Tak Semua Orang Boleh Lasik, Ini Syarat Utamanya
(rdn/up)











































