Kenalkan Ini Julia, Boneka Gadis Cilik dengan Autisme

Kenalkan Ini Julia, Boneka Gadis Cilik dengan Autisme

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 22 Mar 2017 08:43 WIB
Kenalkan Ini Julia, Boneka Gadis Cilik dengan Autisme
Foto: Instagram/Sesame Street
Jakarta - Elmo, Big Bird, Oscar the Grouch, juga Cookie Monster merupakan tokoh-tokoh dalam serial Sesame Street yang sudah akrab ditemui. Nah, kini mereka punya teman baru yang spesial bernama Julia. Ya, Julia merupakan karakter baru dalam Sesame Street yang digambarkan sebagai seorang gadis cilik dengan autisme.

Julia digambarkan sebagai gadis cilik berambut oranye yang mengidap autisme, dengan mainan kelincinya. Saat ini, Julia sudah tampil di buku cerita versi cetak juga digital. Di bulan April mendatang, rencananya Julia mulai tampil di TV melalui channel HBO dan PBS.

"Awalnya kami tidak tahu bagaimana kita bisa berbicara soal autisme. Ini cukup sulit karena autisme bukan hanya satu hal saja karena tiap orang dengan autisme punya karakteristik yang berbeda," kata penulis Sesame Street, Christine Ferraro kepada CBS News.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam debut pertamanya, nantinya Julia digambarkan menolak ketika diajak berkenalan oleh Big Bird. Awalnya, Big Bird berpikir jika gadis cilik itu tidak suka dengannya. Namun, muppet lainnya memberi tahu Big Bird bahwa Julia hanya melakukan sesuatu yang agak berbeda dari anak-anak lain karena autisme yang dimilikinya.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala Autisme pada Anak-anak
Kenalkan Ini Julia, Boneka Gadis Cilik dengan Autisme Foto: Instagram/Sesame Street

Kemudian, digambarkan pula ketika ada sekelompok anak bermain kartu, tiba-tiba Julia dengan bersemangat melompat-lompat di antara mereka. Alih-alih si anak mengucilkan Julia, mereka mengajaknya bermain lompat-lompatan bersama. Dalang karakter Julia, Stacey Gordon diketahui memiliki anak laki-laki dengan autisme.

Dikutip dari BBC, Stacey merasa dibuatnya karakteristik muppet dengan autisme merupakan 'pelukan' untuknya. Dengan hadirnya sosok Julia, diharapkan anak-anak bisa lebih mengerti soal autisme dan memahami temannya yang memiliki kondisi itu. Sehingga, dalam kesehariannya, anak dengan autisme juga bisa bergaul dan bermain dengan temannya, bukan malah dikucilkan dan dianggap sebagai sosok yang aneh.

Alycia Halladay, direktur penelitian ilmu lingkungan Autism Speaks, lembaga advokasi untuk penyandang autis mengatakan ada beberapa kondisi yang diguda menjadi penyebab autisme yakni genetika, paparan pestisida, paparan obat-obatan saat bayi di dalam rahim, dan usia orang tua yang lebih tua. Ketika usia orangtua bertambah, kemungkinan memiliki anak yang menyandang autisme semakin tinggi.

"Kemudian gangguan perkembangan otak. Area tertentu dari otak, seperti korteks serebral dan cerebellum, telah diketahui terlibat dalam perkembangan autisme. Daerah otak ini bertanggung jawab untuk konsentrasi, gerakan dan pengaturan suasana hati. Penyimpangan kadar bahan kimia pengantar impuls saraf atau neurotransmiter, seperti dopamin dan serotonin, juga diketahui berkaitan dengan autisme," kata kata Dr. Alice Mao, profesor psikiatri di Baylor College of Medicine di Houston, dikutip dari My Health News Daily.

Baca juga: Tes Darah, Metode Paling Baru untuk Cek Potensi Autisme (rdn/up)

Berita Terkait