Jakarta -
Komedian Eko DJ meninggal dunia setelah sebelumnya diketahui mengalami gagal ginjal. Soal gagal ginjal, yuk simak fakta-faktanya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini fakta-fakta yang perlu Anda ketahui tentang gagal ginjal:
1. Bisa Muncul Akibat Komplikasi Diabetes dan Hipertensi
Foto: iStock
|
dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU dari RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menuturkan pemicu gagal ginjal ada banyak. Beberapa di antaranya adalah karena diabetes dan hipertensi."Kebiasaan merokok, jarang olahraga, kolesterol tinggi, secara tak langsung akan memicu gangguan kesehatan yang lain," terang dr Akbari dalam perbincangan dengan detikHealth.
Sementara itu diabetes yang tidak tertangani dengan baik akan merusak langsung pembuluh darah di ginjal. Akibatnya pemburuh darah tidak elastis sehingga proses cuci darah alami di ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik.
2. Orang Muda Juga Bisa Kena
Foto: Thinkstock
|
Menurut dr Akbari, kebanyakan pasiennya yang mengalami gagal ginjal adalah yang sudah berusia lanjut. Akan tetapi hal ini jangan membuat orang muda merasa aman. Ingat, yang dialami di masa tua adalah akibat dari apa yang dilakukan di saat muda."Kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik seperti terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri, itu larinya ke ginjal. Memang 1-2 tahun tidak akan terasa, tapi bertahun-tahun kemudian karena terakumulasi," sambung dokter berkacamata ini.
3. Ginjal Bekerja Ekstra Keras Bisa Berujung Kegagalan
Foto: Getty Images
|
Kegagalan ginjal bisa terjadi lantaran ginjal bekerja ekstra keras selama bertahun-tahun. Ginjal bekerja ekstra keras jika seseorang minum terlalu banyak minuman berkadar gula tinggi.Minum minuman manis tidak dilarang, akan tetapi perlu diimbangi dengan minum air putih dalam jumlah cukup. Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Dr dr Budi Wiweko, SpOG (K), menjelaskan untuk anak-anak kebutuhan air minumnya satu setengah liter sementara orang dewasa dua liter.
4. Asupan yang Perlu Dipantang
Foto: thinkstock
|
Bagi orang dengan gagal ginjal, ada makanan yang sebaiknya dihindari agar fungsi dan pengobatan ginjal yang sedang dijalani tidak terganggu. Hal ini juga bisa mencegah terjadinya komplikasi pada pasien ginjal.Makanan yang perlu dipantang antara lain produk olahan susu, baik itu susu untuk diminum, keju, yogurt, krim ataupun mentega memiliki kandungan fosfor yang tinggi. Kandungan fosfor tinggi dalam darah bisa membuat pasien gagal mengalami kekurangan kalsium hingga gatal-gatal.
Umbi-umbian seperti kentang, singkong dan ubi yang mengandung potasium dan kalium tinggi juga harus dihindari. Ini karena pada pasien gagal ginjal, fungsi ginjal yang rusak membuat kandungan potasium dan kalium dalam darah sudah tinggi. Dengan tambahan potasium dan kalium bisa mengganggu kerja jantung dan berisiko membuat pasien gagal ginjal mengalami komplikasi kardiovaskuler.
5. Cuci Darah Dilakukan Seumur Hidup?
Foto: Thinkstock
|
Apakah cuci darah pada pasienn gagal ginjal harus dilakukan seumur hidup? Jawabannya tidak selalu. dr Akbari menjelaskan cuci darah itu seperti obat yang membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh akibat fungsi ginjal tidak maksimal.Dengan cuci darah, sambung dr Akbari, maka ginjal yang keracunan cepat pulih. Untuk itu harus dicari tahu dulu penyebab kerusakan ginjal dari pasien tersebut.
"Jadi cuci darah itu tergantung penyebabnya masing-masing. Cuci darah itu untuk membuang racun akibat kegagalan fungsi ginjal, bukan memperbaiki ginjal," sambung dr Akbari.
dr Akbari Wahyudi Kusumah, SpU dari RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menuturkan pemicu gagal ginjal ada banyak. Beberapa di antaranya adalah karena diabetes dan hipertensi.
"Kebiasaan merokok, jarang olahraga, kolesterol tinggi, secara tak langsung akan memicu gangguan kesehatan yang lain," terang dr Akbari dalam perbincangan dengan detikHealth.
Sementara itu diabetes yang tidak tertangani dengan baik akan merusak langsung pembuluh darah di ginjal. Akibatnya pemburuh darah tidak elastis sehingga proses cuci darah alami di ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik.
Menurut dr Akbari, kebanyakan pasiennya yang mengalami gagal ginjal adalah yang sudah berusia lanjut. Akan tetapi hal ini jangan membuat orang muda merasa aman. Ingat, yang dialami di masa tua adalah akibat dari apa yang dilakukan di saat muda.
"Kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik seperti terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri, itu larinya ke ginjal. Memang 1-2 tahun tidak akan terasa, tapi bertahun-tahun kemudian karena terakumulasi," sambung dokter berkacamata ini.
Kegagalan ginjal bisa terjadi lantaran ginjal bekerja ekstra keras selama bertahun-tahun. Ginjal bekerja ekstra keras jika seseorang minum terlalu banyak minuman berkadar gula tinggi.
Minum minuman manis tidak dilarang, akan tetapi perlu diimbangi dengan minum air putih dalam jumlah cukup. Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Dr dr Budi Wiweko, SpOG (K), menjelaskan untuk anak-anak kebutuhan air minumnya satu setengah liter sementara orang dewasa dua liter.
Bagi orang dengan gagal ginjal, ada makanan yang sebaiknya dihindari agar fungsi dan pengobatan ginjal yang sedang dijalani tidak terganggu. Hal ini juga bisa mencegah terjadinya komplikasi pada pasien ginjal.
Makanan yang perlu dipantang antara lain produk olahan susu, baik itu susu untuk diminum, keju, yogurt, krim ataupun mentega memiliki kandungan fosfor yang tinggi. Kandungan fosfor tinggi dalam darah bisa membuat pasien gagal mengalami kekurangan kalsium hingga gatal-gatal.
Umbi-umbian seperti kentang, singkong dan ubi yang mengandung potasium dan kalium tinggi juga harus dihindari. Ini karena pada pasien gagal ginjal, fungsi ginjal yang rusak membuat kandungan potasium dan kalium dalam darah sudah tinggi. Dengan tambahan potasium dan kalium bisa mengganggu kerja jantung dan berisiko membuat pasien gagal ginjal mengalami komplikasi kardiovaskuler.
Apakah cuci darah pada pasienn gagal ginjal harus dilakukan seumur hidup? Jawabannya tidak selalu. dr Akbari menjelaskan cuci darah itu seperti obat yang membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh akibat fungsi ginjal tidak maksimal.
Dengan cuci darah, sambung dr Akbari, maka ginjal yang keracunan cepat pulih. Untuk itu harus dicari tahu dulu penyebab kerusakan ginjal dari pasien tersebut.
"Jadi cuci darah itu tergantung penyebabnya masing-masing. Cuci darah itu untuk membuang racun akibat kegagalan fungsi ginjal, bukan memperbaiki ginjal," sambung dr Akbari.
(vit/vit)