Beberapa bulan tidak ada kabar baru, pada Maret 2017 virus Zika ternyata kembali lagi di Singapura. Pemerintah setempat mengatakan ini adalah kasus pertama yang terjadi di tahun 2017 dan terkonfirmasi ada dua kasus.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Infeksi Virus Zika
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga dan para pemangku kepentingan diimbau agar tetap waspada dan terus berusaha memberantas habitat berkembang biak nyamuk," lanjut NEA seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/3/2017).
Hingga kini belum ada obat yang bisa menghadapi berbagai dampak negatif virus. Hanya saja beberapa perusahaan farmasi internasional tengah berupaya untuk menciptakan vaksinnya.
Meski ketika menginfeksi gejala Zika sendiri ringan dan jarang menimbulkan kematian, pada bayi, virus disebut dapat menyebabkan mikrosefali atau kepala kecil karena otak tak berkembang sempurna. Selain itu virus dapat tinggal lama di dalam cairan mani pria lebih dari enam bulan.
Mengingat letak Singapura yang dekat dengan Indonesia, Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengeluarkan sejumlah pesan peringatan bepergian.
Kemenkes berpesan pada masyarakat yang berkunjung ke Singapura untuk menghindari gigitan nyamuk. Caranya bisa dengan mengenakan pakaian yang menutup lengan dan tungkai, menggunakan obat oles anti nyamuk dan tidur menggunakan kelambu.
Baca juga: Pesan Kemenkes Terkait Merebaknya Virus Zika di Singapura (fds/vit)











































