Rahasia Kenapa Tarik Napas Dalam Bisa Menenangkan

Rahasia Kenapa Tarik Napas Dalam Bisa Menenangkan

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 31 Mar 2017 13:02 WIB
Rahasia Kenapa Tarik Napas Dalam Bisa Menenangkan
Foto: thinkstock
Jakarta - Tarik napas dalam-dalam, tahan beberapa detik, lalu hembuskan perlahan. Teknik bernapas tersebut mungkin pernah disarankan ketika Anda sedang tegang atau stres, namun apakah hal tersebut benar ada manfaatnya atau hanya sugesti saja?

Anxiety in Order menjawab dalam sebuah video bahwa teknik bernapas memang bisa memiliki efek untuk sistem saraf.

Ketika seseorang panik maka saraf simpatik akan terstimulasi mendorong produksi hormon stres kortisol dalam respon tubuh kita yang disebut 'fight or flight'. Nah untuk melawannya ada sistem saraf bernama parasimpatik yang bisa terpicu ketika seseorang menarik napas panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kunyah Es Batu dan Latihan Napas, 5 Trik Atasi Kelelahan di Kantor

Studi terbaru oleh para peneliti yang dipublikasi di jurnal Science lebih jauh telah mengidentifikasi saraf-saraf spesifik yang menghubungkan antara bernapas dengan aktivitas otak. Pemimpin studi Dr Mark Krasnow dari Stanford University melakukan eksperimennya pada tikus laboratorium.

Para tikus sengaja dibuat terkejut atau panik lalu diukur aktivitas otak dan pola napasnya. Setelah itu dengan ilmu modifikasi genetika peneliti menghilangkan sekitar 350 sel saraf yang berkaitan dengan pola napas dan aktivitas otak.

Hasilnya terbukti para tikus bisa bernapas normal dan perilakunya lebih tenang.

dr Andri, SpKJ, dari Omni Hospital Alam Sutera mengatakan oleh karena itu teknik bernapas dalam sangat disarankan untuk orang-orang yang rentan alami serangan panik. Selain membantu otak untuk lebih tenang dengan teknik napas dalam juga akan membantu memperbaiki suplai oksigen ke seluruh tubuh.

"Latihan relaksasi, pernapasan termasuk meditasi juga mempunyai peran yang sangat baik pada pasien gangguan panik," kata dr Andri kepada detikHealth beberapa waktu lalu.

"Hal ini membantu pasien untuk dapat mengontrol pernapasannya dan sedapat mungkin relaks sehingga gejala yang timbul dapat ditangani dengan baik secara mandiri oleh pasien pada saat serangan panik datang," pungkas dr Andri.

Baca juga: Sering-seringlah Tarik Napas Dalam

(fds/vit)

Berita Terkait