Menurut dr Tun Bastaman SpKJ(K) dari RS Jiwa Dharmawangsa, yang bersangkutan harus dijauhkan dari hal-hal yang membahayakan dirinya dan orang lain, misalnya benda tajam atau api. Sebab, dalam keradaan tidak sadar, bisa jadi dia melakukan sesuatu di luar kendalinya.
"Kemudian diobservasi. Oksigennya harus cukup, jangan dikerumunin banyak orang. Terus ya dipantau kesadarannya. Dalam hal ini, bantuan medis sangat diperlukan," kata dr Tun saat dihubungi detikHealth, Jumat (7/4/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini yang Terjadi Ketika Seseorang Alami Fenomena Kesurupan
Dijelaskan dr Tun, ketika mendapat bantuan medis, prioritas utama terhadap pasien adalah pemeriksaan fisik. Sebab, adanya gangguan pada mental tidak menyebabkan kematian. Dengan kata lain, faktor fisik yang terkait erat dengan hidup-matinya seseorang.
"Utamakan perhatian terhadap fisiknya, karena itu berhubungan dengan hidup matinya. Saat orang disebut kesurupan, terus cukup lama, harusnya sih dibawa ke RS ya, jangan dibiarkan saja. Dengan harapan dokter segera bisa membuat diagnosis apakah ini disebabkan gangguan fisik atau tidak," kata dr Tun.
Sehingga, yang bersangkutan jangan hanya dibiarkan sehingga diagnosis tidak dapat ditegakkan. Jika dibawa ke psikiater pun, kata dr Tun, psikiater akan lebih dulu memastikan apakah ada gangguan di otak orang tersebut.
"Selama ini awareneess orang-orang tentang orang yang ngamuk atau kesurupan, itu karena masalah jiwa saja. No. Orang itu harus disadarkan, nomor satu diagnosis adakah masalah di fisik terutama gangguan di otak," kata dr Tun.
Baca juga: Penyakit-penyakit karena Memendam Emosi (rdn/vit)











































